Pages

Rabu, 16 Juni 2010

C E R P E N

My new Cerpeeenn..ini gue buat dgn asal-asalan loh,,maaf ya kalo jelek :)


Perubahan Sesha

Bel pulang sekolah berbunyi.. Sesha cepat-cepat memasukkan alat tulisnya ke dalam tas. Hari ini ia ingin cepat-cepat sampai dirumah. Sampai-sampai rencananya dengan Diah untuk pergi ke toko buku siang ini terpaksa ia batalkan. Setelah memberi salam kepada guru, setengah berlari Shesa keluar kelas. Didepan pintu sesorang menghadang langkahnya.
“Genta!!” seru Shesa yang setengah terkejut.
Genta tersenyum ramah. “Pulang sama aku ya” ajak Genta.
“Ngga bisa buat hari ini” jawab Sesha sambil melirik jam tangannya.
“Loh kenapa? Tumben banget ngga mau diantar pacarnya. Biasanya kalo ngga diantar ngamuk” canda Genta.
“Bukan itu. Papa hari ini pulang dari Bali sayang, jadi aku mau jemput papa ke bandara bareng mama dan kakak”
“Oh gitu.. Ya udah bareng aja kalo gitu. Aku kan bawa motor sayang, pasti ngebut”
Sesha terlihat berfikir sejenak, lalu ia menatap Genta.
“Tapi langsung pulang ya?”
“Iya dong, katanya tadi buru-buru”
Sesha tersenyum sambil mengangguk. Genta meraih tangan Sesha dan mengajaknya ketempat parkiran.
000
“Sha, ntar pulang sekolah temenin gue cari sepatu ya” ajak Diah
Shasa yang dari tadi sibuk membaca novel terbarunya, kini mengalihkan pandangannya ke arah Diah. Ia tersenyum.
“Maaf ya Di, bukannya gue ngga mau. Tapi gue pengen cepat-cepat sampe rumah” jawab Diah
“Bokap lo pulang dari Bali lagi? Weihh kaya juga bokap lo ya” ujar Diah
“Enak aja!! Kalo bokap gue ke Bali lagi, gue ikut donk. Masa sendiri terus”
“Lah, trus apa?”
“Hehe.. Gue lagi betah dirumah Di”
“Tumben banget! Hebat nih pasti dukun nyokap sama bokap lo. Bisa buat anak gadisnya ini betah dirumah”
“Lo fikir nyokap sama bokap gue apaan suka pergi ke dukun”
“Nah, trus kenapa lo bisa betah dirumah? Kan aneh!”
Shesa tersenyum mendengar ucapan Diah, ia sudah sangat mengerti Diah. Sahabatnya yang suka ngomong blak-blakan.
“Lo ngga suka ya liat gue betah dirumah?” tanya Shesa
Sebelum Diah sempat menjawab, Genta masuk ke ruang kelas mereka.
“Sayang, ntar pulang sekolah temenin aku cari kado ulang tahun buat Lana ya” ajak Genta yang langsung duduk di bangku sebelah Shesa.
Shesa terlihat menatap Diah.
“Sorry sayang, tapi aku ngga bisa hari ini. Maaf ya” jawab Sesha setengah memelas.
“Oh, ya udah kalo kamu ngga bisa. Ngga apa-apa kok” Raut wajah Genta terlihat kecewa “tapi ntar pulang bareng ya” ajak Genta lagi.
“Iya dong” ucap Shesa tersenyum.
000
Sudah seminggu ini Shesa selalu ingin pulang cepat, alasannya selalu ingin cepat-cepat sampe rumah. Ajakan Diah dan Genta pun selalu ia tolak, atau ia selalu membatalkan janji secara tiba-tiba. Dan hal itu menimbulkan tanda tanya besar bagi Diah dan Genta. Sore itu ketika latihan basket, Diah dan Genta terlihat sedang membicarakan sesuatu. Diah dan Genta ikut ekskul basket, jadi mereka hampir tiap minggu bertemu.
“Lo ngerasain ngga ada yang aneh sama Shesa belakangan ini” ucap Genta memulai obrolan.
“Iya dong! Lo lupa ya kalo gue ini sahabatnya” jawab Diah
“Tapi apa ya yang membuat Shesa berubah?”
“Mana gue tau, Shesa juga ngga pernah cerita sama gue”
“Apalagi gue. Biasanya nih ya, Shesa itu selalu nelfonin gue, smsin gue dan selalu mau pulang sama gue. Nah, seminggu belakangan ini, Shesa jarang banget mau pulang sama gue. Atau jangan-jangan....” Genta menggantungkan ucapannya.
“Jangan-jangan apa? Maksud lo Shesa punya cowo baru gitu” Diah terlihat berapi-api.
“Weits, santai dong Di. Gue ngga ada maksud nuduh sahabat lo. Tapi setiap cowo yang ada di posisi gue pasti ngomong gini juga” Genta membela diri.
Diah berfikir sebentar “iya juga ya. Tapi kalo beneran, nasib lo malang amat ya. Hahahahaha” Diah tertawa.
“Dasar lo Di, bukannya belain gue juga. Gue kan pacar sahabat lo”
“Haha sorry Gen. Gini aja deh, hari minggu lo ajak dia jalan aja. Trus lo tanyain sama Shesa. Kalo beneran Shesa punya cowo baru, lo putusin aja” Diah memberi saran.
Genta menundukkan wajahnya “Ah, gue belum siap Di buat kehilangan Shesa”
“Ah lo Gen, mellow banget. Wajah lo ngga enak banget kalo mellow gitu” ledek Diah “makanya ajak jalan trus tanyain”
“Kalo Shesa ngga mau gimana?”
“Mau dong pasti, kan bokapnya ngga ke Bali lagi”
Genta terdiam mendengar ucapan Diah.
000
Hp Diah berdering. Dilihatnya layar hp yang berwarna biru metalik itu. Genta Sayang is calling. Cepat-cepat Shesa menjawab telfon dari Genta itu.
“Hallo sayang!” sapa Shesa.
“Hallo” jawab Genta disebrang sana.
“Sayang, hari ini aku mau ngajak kamu jalan. Kamu siap-siap ya”
“Aduh, anu sayang, aduh gimana ya” suara Shesa terdengar gelisah.
“Kamu kenapa sayang? Ngga enak badan ya?” tanya Genta yang mulai panik.
“Bukan, bukan itu. Tapi...”
“Shesa! Jimmy udah nunggu di bawah tuh” suara Serha, kakak Shesa terdengar nyaring.
Jimmy, fikir Genta.
“Aduh Sayang, aku udah dipanggil kak Shera. Udah dulu ya, Love youuu” Shesa menutup pembicaraannya.
000
Genta memutuskan untuk ke rumah Shesa malam ini. Ia butuh penjelasan dari Shesa, kenapa Shesa berubah dan siapa Jimmy. Genta benar-benar kesal malam itu. Kalo memang Shesa selingkuh, ia ikhlas melepas Shesa meskipun ngga rela. Semua kalimat untuk berbicara dengan Shesa sudah ia susun dan ia rangkai sebaik mungkin dan semuanya sudah terekam di dalam otak.
Genta memarkirkan motornya tepat di depan teras rumah Shesa. Ia lalu mengetuk pintu, ngga sabar rasanya ingin bicara dengan Shesa. Ia lalu mengetuk pintu rumah Shesa. Hanya menunggu beberapa detik, Serha sudah tersenyum di balik pintu.
“Eh, Genta. Cari Shesa ya?” tanya Serha.
“Eh, iya kak. Shesanya ada?”
“Ada, sebentar kakak panggilin dulu ya. Kamu masuk aja”
“Ngga usah kak, aku tunggu disini aja”
“Oh gitu, tunggu disini ya” Serha bergegas meninggalkan Genta.
Tak lama kemudian Shesa datang dan tersenyum menghampiri Genta.
“Loh kok kamu ngga telfon dulu sayang” ucap Shesa
Genta hanya tersenyum samar. “Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu” ujarnya.
“Apa? Kayaknya serius banget”
“Sha..
Baru saja Genta memulai omongannya, seekor anjing kintamani berwarna cream datang menghampiri mereka.
“Jimmy!!” Shesa langsung menggendong anjing kecil itu.
Mata Genta terbelalak kaget. Shesa terlihat sedang mengelus punggung anjing itu.
“Ini Jimmy sayang. Anjing aku yang baru, dibawain papa dari Bali kemarin. Maafin aku ya yang udah ngelupain kamu kemarin-kemarin, habisnya aku lagi keranjingan main sama Jimmy, sampe-sampe ngelupain kamu sama Diah” Shesa masih mengelus punggung anjing itu tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Genta.
“I.. Iya” ucap Genta sambil tersenyum kaku.
000







MySpace

Tidak ada komentar: