Pages

Rabu, 30 Juni 2010

Aku

Kalian tau? aku ga pernah lahir dari kelurga yg sempurna. Kedua orang tuaku bercerai empat tahun yang lalu. Aku ga kecewa, sungguh. Aku hanya sekali menangis, yaitu saat aku mendengar percerain ibu dan ayah, hanya itu. Aku memang selalu yakin kalu suatu hari ayah dan ibu aku akan bercerai, dan itu beberan terjadi. Itu bukan sumpahku, tapi perasaanku. Sampai ayah menghadirkan ibu baru untuk aku, eka dan dede dan kami ga pernah diizinkan untuk bertemu ibu. Sampai akhirnya, kami satu persatu keluar dari rumah ayah untuk tinggal bersama ibu. Aku, selalu tertawa diatas semua penderitaan aku, aku cukup tegar jalani semuanya, aku mampu menyimpan luka aku agar tak terlihat oleh orang lain, aku mampu lakukan itu. Aku mampu tertawa diatas tangisku, aku mampu lakukan itu. Deritaku, cukup aku yang tau, melalui tulisan kutuangkan segalanya.
Sejak itu, aku benci ayah, dan berjanji sama diri aku dan Tuhan bahwa aku akan selalu buat ibu, eka, dede dan nenek bahagia. Kalian tau apa yg paling menyakitkan dalam hidup aku? Melihat mereka menangis.
Mereka yang melihat aku, pasti menganggap aku sempurna, kenyataannya berbeda.. yang membuat aku sempurna hanya mereka, orang tersayangku.

Untuk Eka

Aku kira, aku ga akan pernah menangis lagi,setelah bosan menangis selama hampir empat tahun. Tapi kemarin, aku menangis lagi. Bermula dari sms ibu ke aku pagi kemarin, ibu bilang kalo ia baca stasus eka di Facebook yg isinya : Di dunia ini cuma dua orang yang bisa buatku bahagia, sahabatku dan kekasihku
Ibu menangis, ia sangat kecewa, segitu ga berharganyakah ibu, aku, eka dan nenek di mata eka? Dari situ aku mulai menasehati eka, berbagai alasan dikemukakan eka, beranggapan bahwa memeng dia yang benar. Aku pernah cerita kalau aku sangat menyayangi eka di blog ini kemarin. Kalaupun aku harus menukarkan nyawa aku untuk eka, aku rela. Karena aku menyayanginya. Apakah eka ga dengar nada suara aku akhir-akhir ini? Aku selalu berhati-hati ngomong sama dia, takut aku salah bicara dan membuat dia merah. Aku ga ingin eka marah. Tapi akhir-akhir ini sikap eka berubah, dia gampang marah, bahkan ga segan untuk berkata kasar kepada aku. dede dan nenek. Aku amat sangat merasakannya Ka. Jika kau bisa menemui Tuhan, tanyakan padanya siapa yang paling menyayangimu? jawabanya adalah kami. Bukan sahabat atau kekasihmu. Aku tau eka letih dan capek menjalankan hidup yg membosankan. Tapi bisakah kau bayangin ibu bekerja dari pagi sampai malam jaga counter sendirian. Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan ibu? Demi TUHAN ka, sampai mati aku ga akan mau lagi anggap kamu sebagai sodara aku. Aku, ga bisa deskripsiin rasa sayang aku ke eka, karena aku sangat sayang dengan dia. SANGAT!!
Aku melindungi dan menjaga eka, tak pernah berartikah itu untuknya?
Aku melihat ibu menangis kemarin, sumpah, hati aku sakit, ngilu. Air mata ibu itu sangat berharga. Ia tertawa di balik tangisnya. Ya Allah, aku ingin teriak untuk selesaikan ini. Aku ga kuat Ya Allah. Eka salah mengira, eka salah menafsir, eka salah bilang ibu ga adil. EKA SALAH!!
Eka buat ibu terluka LAGI. Aku kecewa sama Eka, bilang sama aku Ka, apa yg harus aku lakukan agar kau percaya bahwa sayang aku, ibu ,dede dan Nenek ga akan tergantikan. Kalian tau, aku mengalah dari kecil dengan eka sampe sekarang, dan aku ga pernah merasa keberatan, aku bahagia bisa mengalah dengan eka. tapi sekarang EKA BERUBAH..EKA BERUBAH YA ALLAH.

Ka, ibu kemarin bilang sama aku, kalau ibu akan mati jika ga ada kita

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
Aku ga tahan lagi..
SomeOne Help me

Kamis, 24 Juni 2010

Tweet Vidialdiano

Gw sedih,,sedih beneran pas baca tweet ka Vidi Aldiano yg isinya

Too much pressure and demand.

Apa ka Vidi tertekan dengan Vidies? Ya Allah sumpah deh,,jadi kefikiran dan mood gw berantakan,,we really really love you Vidi Aldiano , you're everything to us. I think you really know that.




MySpace

Rabu, 23 Juni 2010

Bercerita Tentang "Hujan-hujan Mungil"

Sebelumnya aku pernah baca cerpen di sebuah majalah dengan judul yg sama, yaitu "Hujan-hujan Mungil". Ga tau knpa, aku tertarik dengan judul cerpen ini tapi ga dengan isinya. Isinya sederhana loh..cuna tentang kekhawatiran seorang anak terhadapa ayahnya. Cerpen itu sekitar dua tahun yang lalu aku baca, tapi judulnya begitu berkesan buat aku. Aku selalu membayangkan hujan-hujan mungil atau biasanya kita sebut gerimis begitu indah. Aku selalu ingat waktu aku kecil, sekitar umur empat tahun, ibu selalu bilang. "Jangan mandi hujan, ntar sakit". Dan emang bener, aku selau saja sakit detiap habis kena hujan. Apalagi gerimis, kepala aku selalu berdenyut-denyut. Alhasil, aku dan saudara kembarku hanya bisa memandangi hujan-hujan mungil dari dalam rumah. Waktu hujan 14 tahun yg lalu, aku dan eka (saudara kembarku) selalu menarik kursi plastik kecil, punya aku warna hijau, eka biru ke depan terali pintu rumah dan memandangi hujan-huajn mungil ataupun hujan-hujan gede dari balik terali pintu sambil bernyanyi "Tik tik tik, bunyi hujan diatas genting ....." dan kita sangat terhibur. Indah sekali rasanya mengingat hal itu. Atau lebih tepatnya kocak. Hahaha :D

Beberapa minggu sebelum aku membuat cerpen itu, aku sempat diem-dieman sama eka gara-gara eka ga bales sms aku. Aku sebel, apalagi eka terlalu dekat dengan pacaranya sampe aku dilupain. Aku paling ga mau jadi orang nomor dua dihati eka. Aku cemburu. Buat aku, eka adalah jantung, hati, jiwa, ruh, nadi, nafas bahkan hidup aku. Waktu SMP kelas dua, aku pernah menggemparkan satu sekolah gara-gara berkelahi dengan sahabat eka yang juga sahabat aku sekaligus sepupu kita gara-gara dia terlalu dekat dengan eka dan aku dilupain oleh eka. Selama diem-dieman itu aku berfikir, ga mungkin aku lama-lama kayak gini. Aku membayangkan sepasang anak kembar yang diem-dieman bertahun-tahun lalu baikan dalam hujan-hujan mungil. Akhirnya jadilah cerpen aku dengan judul "Hujan-hujan Mungil" tapi versi aku banget. Bukan versi cerpen yang aku baca. Saat buat cerpen itu, aku senyum-senyum sendiri, pas endingnya aku malah nangis, aku ngebayangin seandainya aku jadi Della atau Delia yang memendam rindu terhadapa kembaran kita. Dan setelah aku post di blog. Temen-temen aku yang baca memberi respon yang positif.. Aku puas dan aku semakin mencintai "Hujan-hujan Mungil"

With Love

Senin, 21 Juni 2010

Mug Pillow Talk

Waktu itu aku pernah cerita kan kalo aku menang kuis,dan ini hadiah.a, sam kan dgn gmbar yg aku kasi liat kemarin..tapi sayangnya pas aku terima,mug ini udah pecah pegangannya. Sumpah aku kecewa :( . Tapi aku senang loh, dibelakangnya ada tanda tangan pengarang bukunya, yaitu Christian Simamora.

Thanks Gagas Media :)




Vidies dimana-mana

Well,kemaren gw memepercantik motor skutik gw dengan tulisan vidies di kepala dan spackboard motor gw, let's see it's pic :)




Sekalian jg buat sticker Vidies ini,jadi di tempel di HP deh..hihi


Gimana? bagus kan?






MySpace

Sabtu, 19 Juni 2010

Lucky Mont

Bulan ini, tepatnya kahir bulan,gw ngerasa lucky banget deh. Gw menang kuis dua kali. Padahal ni ya, kalo ikut-ikut yg kya gitu gw ga bkal pernah menang. Karna kbruntungan tu ga pernah memihak gw, entah knpa? jadi gw selalu meraih keinginan gw dengan usaha. Dan ga tau kenapa tanggal 16 Juni 2010, 12:16 kmren gw dikirim DM sama Gramedia yg bilang kalo gw menangin buku yg gw idam-idamin selama ini..well kira-kira gini isi DMnya :

Selamat ya Anda menang! Tolong e-mail ID Twitter, Nama asli, Alamat, no telp dgn subjek: "kuis buku GPU" ke fiksi@gramediapublishers.com

Gw syok loh, sumpah!! gw berlonjak kegirangan sampe nafas gw sesak..tp itu sesuatu keberuntungan yg ga bkal gw lupain loh :) dan ini dia gambar Novel yg gw menangin itu


Autumn In Paris karangan Ilana Tan (Penulis favorit gw), dulu gw punya nih novel tp sayangnya ilang. Dan alhamdulillah gw menangin novel ini, jd gantiin yg ilang deh :)

Dan keberuntungan gw yg kedua, gw menang mug Pillow Talk dari Gagas Media tanggal 17 Juni 2010 kira-kira jam delapan malem..Kya gini nih mug.a, lucu ya?


Padahal, mug ini nih cuma untuk dua org yg beruntung, dan gw lah pemenangnya.. Gini nih isi mention Gagas Media ke Gue :

@GagasMedia slmt bwt @macangadungan & @AprilianaDwi,kalian pmenang mug PILLOW TALK.confirm alamat&no.telp ke redaksi@gagasmedia.net

Well begitulah keberuntungan gw..mendapat keberuntungaan itu ternyata menyenangkan loh :)

I Love You

Rabu, 16 Juni 2010

C E R P E N

My new Cerpeeenn..ini gue buat dgn asal-asalan loh,,maaf ya kalo jelek :)


Perubahan Sesha

Bel pulang sekolah berbunyi.. Sesha cepat-cepat memasukkan alat tulisnya ke dalam tas. Hari ini ia ingin cepat-cepat sampai dirumah. Sampai-sampai rencananya dengan Diah untuk pergi ke toko buku siang ini terpaksa ia batalkan. Setelah memberi salam kepada guru, setengah berlari Shesa keluar kelas. Didepan pintu sesorang menghadang langkahnya.
“Genta!!” seru Shesa yang setengah terkejut.
Genta tersenyum ramah. “Pulang sama aku ya” ajak Genta.
“Ngga bisa buat hari ini” jawab Sesha sambil melirik jam tangannya.
“Loh kenapa? Tumben banget ngga mau diantar pacarnya. Biasanya kalo ngga diantar ngamuk” canda Genta.
“Bukan itu. Papa hari ini pulang dari Bali sayang, jadi aku mau jemput papa ke bandara bareng mama dan kakak”
“Oh gitu.. Ya udah bareng aja kalo gitu. Aku kan bawa motor sayang, pasti ngebut”
Sesha terlihat berfikir sejenak, lalu ia menatap Genta.
“Tapi langsung pulang ya?”
“Iya dong, katanya tadi buru-buru”
Sesha tersenyum sambil mengangguk. Genta meraih tangan Sesha dan mengajaknya ketempat parkiran.
000
“Sha, ntar pulang sekolah temenin gue cari sepatu ya” ajak Diah
Shasa yang dari tadi sibuk membaca novel terbarunya, kini mengalihkan pandangannya ke arah Diah. Ia tersenyum.
“Maaf ya Di, bukannya gue ngga mau. Tapi gue pengen cepat-cepat sampe rumah” jawab Diah
“Bokap lo pulang dari Bali lagi? Weihh kaya juga bokap lo ya” ujar Diah
“Enak aja!! Kalo bokap gue ke Bali lagi, gue ikut donk. Masa sendiri terus”
“Lah, trus apa?”
“Hehe.. Gue lagi betah dirumah Di”
“Tumben banget! Hebat nih pasti dukun nyokap sama bokap lo. Bisa buat anak gadisnya ini betah dirumah”
“Lo fikir nyokap sama bokap gue apaan suka pergi ke dukun”
“Nah, trus kenapa lo bisa betah dirumah? Kan aneh!”
Shesa tersenyum mendengar ucapan Diah, ia sudah sangat mengerti Diah. Sahabatnya yang suka ngomong blak-blakan.
“Lo ngga suka ya liat gue betah dirumah?” tanya Shesa
Sebelum Diah sempat menjawab, Genta masuk ke ruang kelas mereka.
“Sayang, ntar pulang sekolah temenin aku cari kado ulang tahun buat Lana ya” ajak Genta yang langsung duduk di bangku sebelah Shesa.
Shesa terlihat menatap Diah.
“Sorry sayang, tapi aku ngga bisa hari ini. Maaf ya” jawab Sesha setengah memelas.
“Oh, ya udah kalo kamu ngga bisa. Ngga apa-apa kok” Raut wajah Genta terlihat kecewa “tapi ntar pulang bareng ya” ajak Genta lagi.
“Iya dong” ucap Shesa tersenyum.
000
Sudah seminggu ini Shesa selalu ingin pulang cepat, alasannya selalu ingin cepat-cepat sampe rumah. Ajakan Diah dan Genta pun selalu ia tolak, atau ia selalu membatalkan janji secara tiba-tiba. Dan hal itu menimbulkan tanda tanya besar bagi Diah dan Genta. Sore itu ketika latihan basket, Diah dan Genta terlihat sedang membicarakan sesuatu. Diah dan Genta ikut ekskul basket, jadi mereka hampir tiap minggu bertemu.
“Lo ngerasain ngga ada yang aneh sama Shesa belakangan ini” ucap Genta memulai obrolan.
“Iya dong! Lo lupa ya kalo gue ini sahabatnya” jawab Diah
“Tapi apa ya yang membuat Shesa berubah?”
“Mana gue tau, Shesa juga ngga pernah cerita sama gue”
“Apalagi gue. Biasanya nih ya, Shesa itu selalu nelfonin gue, smsin gue dan selalu mau pulang sama gue. Nah, seminggu belakangan ini, Shesa jarang banget mau pulang sama gue. Atau jangan-jangan....” Genta menggantungkan ucapannya.
“Jangan-jangan apa? Maksud lo Shesa punya cowo baru gitu” Diah terlihat berapi-api.
“Weits, santai dong Di. Gue ngga ada maksud nuduh sahabat lo. Tapi setiap cowo yang ada di posisi gue pasti ngomong gini juga” Genta membela diri.
Diah berfikir sebentar “iya juga ya. Tapi kalo beneran, nasib lo malang amat ya. Hahahahaha” Diah tertawa.
“Dasar lo Di, bukannya belain gue juga. Gue kan pacar sahabat lo”
“Haha sorry Gen. Gini aja deh, hari minggu lo ajak dia jalan aja. Trus lo tanyain sama Shesa. Kalo beneran Shesa punya cowo baru, lo putusin aja” Diah memberi saran.
Genta menundukkan wajahnya “Ah, gue belum siap Di buat kehilangan Shesa”
“Ah lo Gen, mellow banget. Wajah lo ngga enak banget kalo mellow gitu” ledek Diah “makanya ajak jalan trus tanyain”
“Kalo Shesa ngga mau gimana?”
“Mau dong pasti, kan bokapnya ngga ke Bali lagi”
Genta terdiam mendengar ucapan Diah.
000
Hp Diah berdering. Dilihatnya layar hp yang berwarna biru metalik itu. Genta Sayang is calling. Cepat-cepat Shesa menjawab telfon dari Genta itu.
“Hallo sayang!” sapa Shesa.
“Hallo” jawab Genta disebrang sana.
“Sayang, hari ini aku mau ngajak kamu jalan. Kamu siap-siap ya”
“Aduh, anu sayang, aduh gimana ya” suara Shesa terdengar gelisah.
“Kamu kenapa sayang? Ngga enak badan ya?” tanya Genta yang mulai panik.
“Bukan, bukan itu. Tapi...”
“Shesa! Jimmy udah nunggu di bawah tuh” suara Serha, kakak Shesa terdengar nyaring.
Jimmy, fikir Genta.
“Aduh Sayang, aku udah dipanggil kak Shera. Udah dulu ya, Love youuu” Shesa menutup pembicaraannya.
000
Genta memutuskan untuk ke rumah Shesa malam ini. Ia butuh penjelasan dari Shesa, kenapa Shesa berubah dan siapa Jimmy. Genta benar-benar kesal malam itu. Kalo memang Shesa selingkuh, ia ikhlas melepas Shesa meskipun ngga rela. Semua kalimat untuk berbicara dengan Shesa sudah ia susun dan ia rangkai sebaik mungkin dan semuanya sudah terekam di dalam otak.
Genta memarkirkan motornya tepat di depan teras rumah Shesa. Ia lalu mengetuk pintu, ngga sabar rasanya ingin bicara dengan Shesa. Ia lalu mengetuk pintu rumah Shesa. Hanya menunggu beberapa detik, Serha sudah tersenyum di balik pintu.
“Eh, Genta. Cari Shesa ya?” tanya Serha.
“Eh, iya kak. Shesanya ada?”
“Ada, sebentar kakak panggilin dulu ya. Kamu masuk aja”
“Ngga usah kak, aku tunggu disini aja”
“Oh gitu, tunggu disini ya” Serha bergegas meninggalkan Genta.
Tak lama kemudian Shesa datang dan tersenyum menghampiri Genta.
“Loh kok kamu ngga telfon dulu sayang” ucap Shesa
Genta hanya tersenyum samar. “Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu” ujarnya.
“Apa? Kayaknya serius banget”
“Sha..
Baru saja Genta memulai omongannya, seekor anjing kintamani berwarna cream datang menghampiri mereka.
“Jimmy!!” Shesa langsung menggendong anjing kecil itu.
Mata Genta terbelalak kaget. Shesa terlihat sedang mengelus punggung anjing itu.
“Ini Jimmy sayang. Anjing aku yang baru, dibawain papa dari Bali kemarin. Maafin aku ya yang udah ngelupain kamu kemarin-kemarin, habisnya aku lagi keranjingan main sama Jimmy, sampe-sampe ngelupain kamu sama Diah” Shesa masih mengelus punggung anjing itu tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Genta.
“I.. Iya” ucap Genta sambil tersenyum kaku.
000







MySpace

Selasa, 15 Juni 2010

Sabtu, 12 Juni 2010

Vidi Aldiano jadi TT lagi


Yeay... Vidi Aldiano jd TT lagi gara-gara perform.a bareng Berto Pah di IMB..VIDIES,,kita keren dan Gokil :)



MySpace
Ngga tau kenapa, gue ngerasa kalau cerpen gw kali ini ga sempurna alias jelek. Maaf ya guys kalo ngecewain. kasih komen ya jgn lupa..menurut gw cerpen ini jelek banget.banget.banget..rasa.a ada yg kurang pas gw baca cerpen ini. HBU???


Untuk Via



Panas matahari memayungi kota Palembang siang itu. Hampir setengah jam Vina menunggu angkot yang biasanya lewat di depan sekolahnya, tapi dari tadi Vina menunggu,angkot itu tidak juga menunjukkan tanda-tanda kehadirannya. Biasanya, Vina diantar jemput oleh pacarnya, Adhi. Tapi karena seminggu belakangan ini mereka bertengkar, Adhi ngga pernah lagi mengantar jemput Vina. Selama itu pula Vina melihat Adhi sering pulang sendiri atau bersama teman-teman satu genknya.
Pertengkaran itu terjadi seminggu yang lalu karena kecemburuan Adhi kepada Davi, ketua OSIS di SMA mereka. Siang itu Adhi ke kelas Vina untuk mengatakan suatu hal yang begitu penting buatnya.
Ada yang mau aku omongin” ucap Adhi siang itu.
Vina tersenyum dan menghentikan kegiatan menulisnya. Ia memutar posisi duduknya menghadap Adhi.
“Kamu kok tegang gitu Dhi? Mau ngomongin apa?” Vina terlihat begitu tenang.
“Vin, aku ngga suka liat kamu terlalu dekat dengan Davi” Adhi langsung to the point.
Vina langsung tertawa mendengar ucapan Adhi.
“Kamu cemburu?”
“Iya lah! Kamu tuh pacar aku Vin. Ngga mungkin dong kalau aku ngga cemburu”
“Ya ampun Dhi. Aku ngga mungkin suka sama Davi”
“Iya, tapi dia suka sama kamu” volume suara Adi meninggi “mendingan sekarang kamu jauhi dia deh”.
“Kamu tuh lucu ya? Aku tuh ngga mungkin jauhi Davi. Kamu lupa ya kalau aku ini sekretaris OSIS? Masa’ aku harus jaga jarak sama dia”
“Vin, dia itu punya feeling ke kamu”
Vina berdiri dari tempat duduknya. “Dhi, cemburu kamu itu berlebihan” ucap Vina setengah membentak “Aku juga ngga mungkin suka sama dia. Aku itu pacar kamu dan satu sekolah juga tau kalau aku itu pacar kamu!”
Adhi juga ikut berdiri. “Terserah kamu deh Vin, pokoknya aku ngga suka liat kamu sama Davi. Sebelum kamu jauhi Davi, kamu ngga usah deket-deket aku” Adhi langsung memberi ultimatum dan pergi meninggalkan Vina sendiri di dalam kelas. Sejak hari itu, Adhi ngga pernah lagi menghubungi Vina.
Vina melamun membayangkan kejadian itu. Ia begitu merindukan Adhi. Orang yang selalu menemaninya selama dua tahun belakangan ini. Sejak Vina terpilih jadi sekretaris OSIS bulan lalu, sikap Adhi berubah protectif kepadanya. Adhi selalu melarangnya dekat dengan Davi walau hanya untuk diskusi masalah sekolah.
Suara kernet angkot membuyarkan lamunan Vina. Ia lalu bergegas memasuki angkot dan pulang ke rumah.
000
Beberapa minggu ini Vina semakin dekat dengan Davi, itu karena Davi sangat membutuhkan Vina sebagai rekan kerjanya di OSIS. Apalagi SMA mereka akan mengadakan perayaan serah terima jabatan anggota OSIS yang baru. Mau ngga mau Vina semakin dekat dengan Davi. Dan hal itu membuat Adhi tambah cemburu.
Siang itu ketika pulang sekolah, Adhi melihat Vina dan Davi hanya berdua di ruang OSIS. Sesekali Davi memandang wajah Vina yang sedang sibuk menulis kegiatan OSIS. Melihat pemandangan itu, Adhi langsung naik darah. Tanpa fikir panjang, ia langsung masuk ke ruang OSIS. Adhi langsung menarik kerah seragam Davi. Davi yang daritadi sibuk memandangi Vina langsung terkejut dan ngga bisa apa-apa.
“Lo ngga usah deket-deket pacar gue lagi” Adhi membentak Davi.
Vina yang melihat kejadian itu langsung menahan Adhi yang hendak menampar Davi.
“Stop!!”
Adhi langsung mengurungkan niatnya menampar Davi.
“Apa-apaan sih kamu Dhi” Vina langsung membentak Adhi
“Dia itu dari tadi ngeliatin kamu Vin” Adhi membela diri
“Kamu itu berlebihan tau ngga? Kamu ngga sadar apa kalau kamu itu hampir aja ngelukain orang” Vina menatap Davi memegang lehernya yang sakit.
“Vin, denger dulu penjelasan aku”
“Kamu berubah Dhi, aku ga suka sama kamu yang sekarang. Cemburu kamu itu benar-benar berlebihan” Vina mengambil tasnya dan tas Davi “ayo Dav kita pulang” Vina langsung membimbing Davi. Tapi kemudian Vina menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Adhi.
“Kalau kamu ngga berubah. Aku ngga mau kenal kamu lagi” Vina lalu meninggalkan Adhi.
000
Tidak sampai sepuluh menit menunggu, Adhi sudah berada di hadapan Vina malam ini di sebuah caffe yang di janjikan Adhi sore tadi. Adhi tersenyum menatap Vina. Senyum yang begitu dirindukan Vina belakangan ini. Adhi menempati kursi dihadapan Vina. Kini hanya meja bulat kecil yang menjadi jarak diantara keduanya. Adhi menggenggam tangan Vina.
“Vin, maafin aku ya. Seharusnya aku ngga ngelakuin hal konyol itu kemarin. Aku terlalu cemburu sama kamu. Harusnya aku percaya sama kamu. Aku ngga mau kehilangan kamu”
Vina tersenyum senang bercampur malu. Pipinya terasa hangat.
“Aku ngerti Dhi. Maafin aku juga ya yang udah ngebentak kamu. Seharusnya aku ngertiin perasaan kamu”
Lagi-lagi Adhi tersenyum. Senyumnya menghangatkan hati Vina. Adhi mengeluarkan kotak kecil berwarna merah dari saku blazernya. Sebuah kalung putih berliontin VA dihadiahkan Adhi kepada Vina.
“Vin, ini aku hadiahkan sebagai tanda permintaan maaf aku ke kamu. Aku janji Vin, aku akan selalu sayang sama kamu sampai kapanpun” Adhi memakaikan kalung itu ke leher Vina.
Hp di kamar Vina berdering. Vina langsung terjaga dari tidurnya. Diliriknya jam yang ada di dinding kamarnya. Jam setengah sebelas malam, pikirnya. Ia langsung meraba lehernya.
“Kemana kalungnya?” Tanya Vina pada dirinya sendiri. “Astaga! Aku cuma mimpi” ucapnya lagi.
Diraihnya hp yang tergeletak di atas meja kecil di samping tempat tidurnya. Tiga missed call tertera di layar hp-nya. Adhi, gumamnya. Lagi-lagi hp Vina berdering. Dijawabnya panggilan itu, seketika tubuhnya melemas.
000
Mata Vina berkaca-kaca malam itu. Dalam hitungan detik, air matanya mengalir perlahan. Tuhan, tadi itu bukan mimpi, tapi ini lah yang mimpi, ucap hatinya. Ia masih belum mempercayai penglihatannya. Orang yang begitu disayangnya kini terbujur kaku dihadapannya. Seorang wanita mendekatinya lalu merangkulnya.
“Vina, itu Adhi” ucap Cecil, kakaknya Adhi
Vina masih diam dalam isakannya.
Ada sesuatu yang mau kakak kasi ke kamu. Dari Adhi” Cecil melanjutkan ucapannya dan membawa Vina menjauh. Ia memberikan seuntai kalung yang dikeluarkannya dari saku bajunya kepada Vina. Mata Vina membesar, lagi-lagi ia belum percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Ini Adhi beli sebelum ia pergi menghadap Tuhan. Dia pengen kasi sesuatu buat kamu sebagai tanda permintaan maafnya. Sepulang dari membeli kalung ini, Adhi kecelakaan dan meninggal di tempat. Polisi menemukan ini di saku blazernya” Cecil menjelaskan kepada Vina
Tangis Vina semakin pecah. Seuntai kalung dengan liontin VA kini ada di genggamannya.
000








MySpace

Kamis, 10 Juni 2010

Pelangi di Malam Hari



Pelangi di Malam Hari atau MOON BOW terjadi di air terjun Cumberland di kentucky AS.



MySpace

Rabu, 09 Juni 2010

New Cerpen

Cerpen ini lagi-lagi terinspirasi dari Vidi Aldiano. Maaf ya kalau jelek. Let's read guys :)
Dan, cerpen ini cuma fiktif a.k.a bukan kisah nyata gue. And thanks to @diladils yg udah ngasih tau gue tempat nongkrong Vidi Aldiano. Please komen di twitter gue @ADIKAPRA


Tweet Via


“Ayolah ma.. Boleh ya” Via merengek ke mamanya.
“Ngga, apa-apaan sih kamu. Kamu itu mau daftar SMA, jadi ngga boleh kemana-mana” mama Via setengah membentak.
“Cuma seminggu kok ma.. Boleh ya? Papa udah ngasi izin. Tinggal mama yang belum” bujuk Via lagi.
“Via, banyak yang mesti dipersiapin buat masuk SMA”
“Ma.. Via kan ga pernah pergi. Sekali-sekali donk ma, Via pergi tanpa mama. Via nih udah gede. Sebentar lagi mau SMA.. Lagian ada kak Biyan kok”
Mama Via diam sejenak “Nanti mama pikirin lagi” ucap mama Via sambil berlalu.
Via berdiri mematung tak mengerti, harapnya semoga mama mikirin keinginan Via barusan.
Via melangkahkan kakinya ke ruangan sebelah kamarnya. Ia mengetuk pintu kamar itu pelan-pelan. Dalam hitungan detik pintu kamar itu sudah terbuka lebar. Yang punya kamar tersenyum lebar di hadapan Via. Tanpa basa-basi Via langsung melangkah masuk dan menghempaskan tubuhnya di atas kasur.
“Gimana Vi?” Tanya Biyan, sepupunya Via yang sudah seminggu menginap di rumah Via.
“Kata mama dipikirin lagi kak” Via menjawab dengan setengah hati.
“Kalau ngga jadi juga ngga apa-apa kok”
Mata Via membesar dan ia langsung bangun dari tempat tidur “Enak aja! Ini tuh emas kak. Kapan lagi coba”
Biyan tersenyum geli “kamu tuh ya, kayak mau mati besok aja”
“Jelas donk. Papa aja udah ngasi izin, masa mama belum. Mama ngga ada temen Vi, kalau kamu pergi. Kamu mau daftar SMA Vi, dan blablablabla” Via menirukan ucapan mama.
Biyan tertawa “kamu ini, ntar kualat loh”
“habisnya, mama ngga mau banget ngasih izin. Aku nih udah gede kak”
“Trus, kapan mama kamu mau ngasih jawaban?” Tanya Biyan sambil menyisir rambutnya.
“Ngga tau” Via menjawab tanpa semangat.
000
Via melonjak kegirangan pagi itu. Ia benar-benar ngga nyangka dengan pendengarannya. Pagi-pagi mama membangunkan Via dan mengizinkannya pergi ke Jakarta.
“Bangun Vi!” ucap mama pagi itu
Via tak bergeming, matanya masih tertutu rapat.
“Vi, bangun!” ucap mama lagi sambil menggoyangkan tubuh Via “kalau ngga bangun, mama siram nih”
Mata Via langsung terbuka lebar. Tapi kepalanya berdenyut-denyut karena bangun tiba-tiba. Via menguap, masih dalam posisi berbaring. “Kenapa sih ma? Ini tuh libur, Via pengen bangun jam sembilan bukan jam enam”
Mama tersenyum. “Kamu boleh ke Jakarta” ucap mamanya.
“Ah, pasti mimpi!” ucap Via dan bersiap memejamkan mata.
“Vi!” mama memegang bahu Via dan membantunya duduk. “Kamu apa-apaan sih? Kamu tuh ga mimpi”
Via terpaku “Memangnya mama bilang apa tadi?” Tanya Via sambil menatap wajah mamanya.
“Kamu boleh ke Jakarta!” mama mengeja ucapannya.
Mata Via membelalak “Beneran ma? Via ga mimpi kan? Ya Tuhan, kalau gue mimpi, please jangan bangun dulu. Bangunnya pas udah ngedate bareng Vidi Aldiano aja di Jakarta” Via mengadahkan tangannya.
Mama tersenyum “kamu ngga mimpi sayang” ucap mama sambil membelai rambut Via.
Via memeluk mamanya. “Makasih ma.. I love you
“Tapi kamu ke Jakarta cuma tiga hari” ucap mamanya.
“Yah..mama”
“Daripada ngga mama izinin”
“Mama curang ahh. Mama tuh baru aja buat Via melayang, trus mama jatuhin Via ke tanah dengan keras” Via cemberut dan membuang muka.. Lalu ia tersenyum “lima hari ya?” bujuk Via.
“Ngga!”
“Iya deh tiga hari” Via akhirnya mengalah.
Malam hari Via sudah packing barang-barangnya untuk ke Jakarta besok bersama Biyan. Biyan sebenarnya tinggal di Jakarta, tapi karena ada keperluan di Palembang, akhirnya Biyan nginap sementara di rumah Via. Kemarin Biyan mengajak Via liburan ke Jakarta selama menunggu pendaftaran SMA-nya. Via mau, mau banget malah. Siapa tau bisa ketemu Vidi Aldiano, fikirnya saat itu. Oleh karena itu Via begitu gencar membujuk mamanya. Dan hasilnya, mama mengizinkan Via ke Jakarta bersama Biyan.
Via memeluk kaos berwarna biru dengan tulisan Vidies di bagian dada dan belakangnya. Aku harus bawa baju ini, gumamnya. Besok ia berangkat pagi-pagi dengan pesawat pertama. Jakarta, Vidi Aldiano I’m coming, ucap Via dalam hati.
000
Kurang dari dua jam setelah berangkat dengan pesawat pertama dari Palembang tadi Via dan Biyan sudah mendarat di Jakarta.
“Oh my God!! Ini Jakarta” Via setengah teriak
Biyan tersenyum, ia sangat memahami Via, sejak ngefans dengan Vidi Aldiano, obsesi Via Cuma satu, yaitu ke Jakarta. Biyan ingat betul, hampir tiap hari Via meneleponnya dan mengatakan keinginannya ke Jakarta.
“Kata mama, ke Jakarta kalau Via dan papa libur kak.Tapi pas Via libur, papa ngga libur dan gitu juga sebaliknya. Trus mama juga bilang pas kakak wisuda kita ke Jakarta, nah pas kakak wisuda, Via lagi ujian. Trus kata mama lagi pas kakak nikah aja. Ayo dong kak buruan nikah. Biar Via bisa ke Jakarta” begitu keluhan Via kepada Biyan.
Via masih sibuk memandangi jalan-jalan di kota Jakarta dari balik kaca mobil.
“Kak, kalau udah nyampe kita langsung jalan-jalan ya” ucap Via bersemangat.
“Kakak capek Vi, kemaren-kemaren kakak ga istirahat total”
“Yahh kakak. Trus kapan donk?”
Kan kamu tiga hari disini”
Via tersenyum. “Iya deh” ucapnya.
Hari ke dua Via di Jakarta. Ia sudah berkeliling kota Jakarta, mulai dari Monas, Dufan, dan tempat-tempat hiburan lainnya.
“Kak, lusa Via pulang loh. Ayo dong kak kita ke se..se..”
Senayan City” potong Biyan
“Bukan kak. Bahasa gaulnya itu loh. Apa sih, Via lupa”
“Ooohh SenCy”
“Nah betul!!” ucap Via sambil tersenyum puas “besok kita kesana ya kak. Siapa tau ketemu kak Vidi Aldiano. Itu kan tempat tongkrongannya kak Vidi bareng teman-temannya”
Biyan tertawa “kamu tau darimana sih?”
“Tau dong kak. Kan Via nih Vidies sejati” ucap Via sambil tersenyum bangga.
“Iya besok kita kesana” jawab Biyan.
000
Jam lima sore, Via sudah rapih. Hari ini ia mau ke SenCy bersama Biyan. Via terlihat semangat sekali.
“Semangat banget kamu Vi. Gimana kalau ngga ketemu Vidi?” goda Biyan
“Ah kakak jangan gitu dong. Tadi biyan baca di twitternya kak Vidi kalau hari ini kak Vidi ngga nyanyi. Pasti kak Vidi lagi jalan bareng temen-temennya”
“Semoga deh kamu beneran ketemu dia”
Via melirik jam di tangannya. Jam setengah sepuluh, ucapnya dalam hati. Kakinya sudah lelah mengelilingi mall besar itu. Untung saja ia dapet banyak belanjaan. Jadi walaupun ngga ketemu Vidi Aldiano ia ngga begitu kecewa, karena banyak bawa oleh-oleh dari Jakarta. Via menguap. Jam segini ia memang sudah tidur. Mama ngga pernah ngizinin ia keluar malam kecuali bareng keluarga. Semangat Via sore tadi kini menguap entah kemana.
“Vi, tunggu disini ya. Jangan kemana-mana, ntar nyasar loh. Kakak kan yang diomelin mama sama mama kamu” ucap Biyan mewanti-wanti
“Iya kak. Via tunggu disini sekarang”
Biyan berlalu meninggalkan Via. Sementara itu, Via melihat dan sesekali berkeliling tak jauh dari tempat yang di janjikan Biyan tadi.
Gubbrrraakkk!!
Via terjatuh. Seseorang menabraknya.
“Maaf mbak. Mbak ngga apa-apa” ucap orang yang menabrak Via
Via masih terduduk dan mengambili tas belanjaannya.
“Ngga apa-apa kok mas” ucapnya.
Matanya menoleh ke kiri dan ke kanan. Matanya menangkap seorang lelaki tinggi, putih memakai t-shirt berwarna biru sedang bercengkrama dengan beberapa temannya.
Vidi Aldiano, ucap Via dalam hati.
Seketika ia langsung berdiri dan mengejar laki-laki yang dilihatnya seperti Vidi Aldiano tadi.
“Mbak, tasnya!” laki-laki yang menabraknya tadi teriak.
Via langsung berhenti berlari “Oh iya!” ucapnya dan berbalik meraih tasnya dan tas belanjaannya. Via siap berlari lagi.
“Vi!!” Biyan memanggilnya.
Otomatis langkah kaki Via terhenti.
“Mau kemana kamu?” Tanya Biyan.
“Anu kak.. Itu..”
“Mama tadi nelpon kakak. Kita di suruh pulang” Biyan menarik tangan Via. Via mengikuti langkah Biyan tak semangat.
Ketika bersiap tidur, Via membuka aplikasi twitter di hp-nya
.ViaNania: Tadi pas jatuh, liat ka @vidialdiano di Sency.Tp ga smpt mnggl
Via meng-up date tweet di twitternya dan segera terlelap dalam tidurnya.
000
“Salam buat om dan tante ya. Kamu jangan sedih donk walaupun ngga ketemu Vidi” ucap Biyan.
Via tersenyum “Ngga apa-apa kok kak. Makasih ya, kakak udah ngajak Via ke Jakarta. Besok-besok pasti Via di bolehin mama kejakarta”
Biyan memeluk Via “kamu hati hati ya”
“Iya kak. Dah” ucap Via sambil melambaikan tangannya.
Biyan meninggalkan Via di bandara sendirian. Sambil menunggu pesawat menuju Palembang take off, Via membuka aplikasi twitter di hp-nya. Tiga replies. Jarinya menekan-nekan keypad hp dan dilihatnya replies satu persatu.
vidialdiano semalam itu kamu ya? gimana? ga apa-apa kan? RT @ViaNania: Tadi pas jatuh, liat ka @vidialdiano di Sency.Tp ga smpt mnggl
Tangan Via langsung bergetar dan spontan ia langsung teriak di bandara itu.
000




MySpace

Selamat Datang Cinta

Denganmu sepiku kan berganti
Berganti keindahan yang belum pernah kurasa
Gemuruh gelora di jiwaku
Taklukkan keraguan dan ketakutan hatiku
Slamat datang cinta di hatiku
Ku sambut hadirmu
Berikan aku cinta rahasia kehidupan
Tanpa engkau cinta aku buta
Kau cahaya hati
Cinta tak pernah salah dalam memilih

Pertama denger,,gue seneng banget sama lagu ini..apa lagi kata-katanya..I Love it :)




MySpace

Sekali lagi Iri

Sekali lagi gue iri sama vidies, tadi gue buka blog vidiesdiary, dan gue baca semua cerita Vidies yg ke anivv maupun ga..nyesel deh gue ga ikut lomba cerita itu..lagian kemaren-kemaren gue ga dapet inspirasi apapun..ga ada yang bisa gue ceritain..kerjaan gue cuma nangis di dalam kamar..meratapi nasib gue yg ga bisa datang ke sana..huhu!!
Okelah..kali ini ga apa-apa, tapi lain kali harus :)
Dan yg paling buat gue iri pas baca cerita vidies yang datang ke anivv vidies,ceritanya mendeskripsikan ka Vidi Aldiano secara detil..dan gue hampir nangis bacanya...gue pengen banget ketemu vidi..gue bayangin jadi dia yang bisa langsung ketemu Vidi Aldiano yang selama ini cuma bisa gue liat depan TV. Setiap gue mikirin itu bawaannya melloow loh..hahaha, tapi hati gue nguatin gue kalau cepat ato lambat gue pasti ketemu Vidi Aldiano..


Vidies, Vidi Aldiano WAIT ME!!!!!



MySpace

Jumat, 04 Juni 2010

Iri

Hey..tadi iseng-iseng gue ngegoogling blog Vidies..ada beberapa yang di dapat, blognya keren-keren loh..ga percaya?? buka aja dari Daftar Blog Saya. Tuh blog rata-rata punya Vidies. Bukan keren blognya loh yang gue iri, blog gw juga lumayan keren kok :) atau lebih tepatnya enak dilihat.
Okeh, yang buat gw iri sama blognya Vidies adalah foto yang dipajang oleh sebagian Vidies, foto apalagi kalau bukan foto dia atau Vidies bareng Vidi Aldiano. Sirik kan?? Yah ga sirik donk buat yang udah pernah ketemu. Nah gue?? sekali aja belum. Yang gue bisa cuma mandangin fotonya Vidi, tweetnya Vidi dan jingkrak-jingkrak pas Vidi nyanyi sekalipun lagunya sedih..huhu. Yah mungkin semua Vidies yang senasib sama gue pasti melakukan itu.
Well..gue yakin, suatu hari gue bakal ketemu kak Vidi dan Vidies

I Love You



MySpace

New Single of VIDI ALDIANO


Lirik single terbaru Vidi Aldiano buat Vidies yang pengen ngehafali. Tapi gue yakin deh Vidies udah pada hafal

Datang dan Kembali

Telah datang cinta yang pernah
Pergi dari hidupku
Disaat ku sedang sendiri
Menunggu hadirnya pendampingku

Cinta yang hilang
Cinta yang kembali
Ketuk pintu hati yang sepi
Kan ku buka sepenuh hati

Cinta yang hilang
Datang dan Kembali
Ketuk pintu hati yang sepi
Kan ku buka sepenuh hati

Masih ada perasaan
Dari cinta masa lalu
Kini kita saling sendiri
kini kita bertemu lagi

Cinta yang hilang
Cinta yang kembali
Ketuk pintu hati yang sepi
Kan ku buka sepenuh hati

Cinta yang hilang
Datang dan Kembali
Ketuk pintu hati yang sepi
Kan ku buka sepenuh hati

Dan kembali... kepadaku...

Datang dan kembali...

Cinta yang hilang
Cinta yang kembali
Ketuk pintu hati yang sepi
Kan ku buka sepenuh hati

Cinta yang hilang
Datang dan Kembali
Ketuk pintu hati yang sepi
Kan ku buka sepenuh hati

Cinta yang hilang
Cinta yang kembali
Ketuk pintu hati yang sepi
Kan ku buka sepenuh hati

Cinta yang hilang
Datang dan Kembali
Ketuk pintu hati yang sepi
Kan ku buka sepenuh hati

Datang dan Kembali...

Well, selamat menghafal Vidies ^^

I Love You



MySpace

Kamis, 03 Juni 2010

My Idol's Profile



Full Name: Oxavia Aldiano
Nickname: vidi or enough written Vd
Place / Date of Birth: Jakarta, March 29, 1990
Education: SMU Al-Azhar 1 (AlPus) graduated in 2008
Pelita Harapan University, major Electrical Engineering,
registered?in 2008

Achievements :
-1st Champion in the event 1ncredible Band Festival 2007
-Champion-in Elfa’s Music Studio Try Out
-Best Vocalist in 1incredible Band Festival 2007
-Best Vocalist at the Electric Band Festival 2005
-Top 100 Indonesian Idol 2006
-Favorite Champion JakStuff in 2007, with Suddenly September
-First Champion Alpus Pentasan 2006
-First Champion Pop Singer Al-Azhar Festival
-First Champion Nasyid Al-Azhar Festival

The music that followed:
-Java Jazz 2005
-1ncredible-Band Festival 2007
-National MTQ-2006
-Jakarta Fair 2008
-Jajan Jazz 2008
-Amway ’s Leadership Seminar
-Electric-SMP Al-Azhar Pejaten 2007
-Bali-Fashion Week 2007
-Party-Promo Night at Al-Azhar Pejaten 2008

Vidi like :
-Photography and love all things related image manipulation
-Setup to the computer that is called Computer Freak
-Any case-related gadgets

Fashion Statement by vidi:
Classy messy with favorite clothes output Zara, Top Men, Metrox

Vidi’s idol:
- Craig David. Because Craig David’s singing that even with the fast tempo but still ragtime
- Jason Mraz. Because his song is cool and so groove

Favorite places:
Brewww - Lounge Caf?, Kemang. In addition to be a fun place to hang out with friends, vidi also appear to be regular.

The ritual Before sing :
To the rest room and relaxation.

Top Quote of vidi :
“…. You have a talent in singing. Your Vocal is properly. The Intonation is also correct. The Vibration is good … …. “(Indra Lesmana - when vidi in Top 100 Indonesian Idol 2006).





MySpace

Tentang Vidi dan Vidies (Oleh : Resti Putrian Oxavia)


Awalnya biasa saja melihat Vidi Aldiano di laray tv,
tapi lama-lama "Aku Terlena" mendengar suaaranya dan melihat wajahnya yang ber "Nuansa Bening"
"Ada Satu" dihatiku dan itu kavid, "Selamat Untukmu" vidies yang udah pernah ketemu kak vidi,
"Cemburu Menguras Hati" melihat kalian bisa bertemu sang idola, ketemu kak vidi bagiku seperti menanti "Pelangi di malam Hari" tapi kuyakin "Aku Bisa" bertemu dengannya karena ada "Keagungan Tuhan"
I love Vidies <-- ini bukan "Status Palsu"
"Kunanti candamu" vidies,
aku harap "Cinta Jangan kau Pergi" tinggalkanku sendiri ,
vidies adalah keluarga. Ini akan menjadi "Kisah Kita" yang terindah :D

From : oBBiie's Blog



MySpace

Selasa, 01 Juni 2010

New Cerpen

Okeh thanks buat temen-temen yang udah baca cerpen gue yang pertama..dan sekarang ini adalah cerpen gue yg kedua..Stay read kawan


ATIK


Chika menggeliat manja diatas tempat tidurnya, matanya tertuju pada kalender yang tergantung di dinding kamarnya. Sudah tanggal tujuh. Artinya satu minggi lagi Chika ulang tahun. Ini saatnya Chika membujuk papa untuk membelikan kamera impiannya dan merayakan ulang tahunnya di hotel bintang lima di kotanya. Ah, apa mungkin berhasil,gumam Chika mulai ragu. Tapi mana mungkin papa ga menurutin maunya,papa kan sangat menyayangi Chika. Apalagi ini ulang tahung yang ke tujuh belas, harus istimewa dong!.
Chika menggeliat lagi di atas kasurnya sebelum benar-benar bangun dari tempat tidurnya. Matanya langsung silau menatap keluar jendela. Sinar matahari sudah menerobos masuk melalui jendela kamarnya yang sudah terbuka lebar. Pasti si mbok yang buka jendela itu, ini kan kebiasaan si mbok. Lagian ini kan hari minggu, Chika mengeluh dala hati.
“Hooaaamm” Chika menguap lebar.
Matanya tertuju pada segelas susu dan semangkuk sereal di atas meja disamping temapt tidurnya. Chika tersenyum, ini yang ia suka dari si mbok, selalu menyediakan apapun yang ia inginkan.
Sebuah ketukan halus memaksa Chika beranjak dari tempat tidurnya. Pasti bukan mbok, apalagi mama yang mengetuk pintu dengan cara begini, gumamnya. Chika hafal betul bagaiman mbok dan mama.
“Pagi non!” sebentuk kepala kecil nongol di ambang pintu.
“Pagi juga” sahut Chika ragu. Dengan keheranan ia menatap gadis kecil di depannya.
Gadis kecil itu tersenyum malu dan matanya yang resmi menatap ami ramah.
“Kamu siapa?” Tanya Chika ramah, entah kenapa ia langsung menyukai anak ini.
“Saya Atik non. Anu…. Saya cucunya si mbok” Gadis kecil itu berkata dengan halus.
“Kapan kamu datang tik?” Chika tersenyum
“Tadi pagi”
Tadi pagi?, Chika keheranan. Baginya pukul delapan ini masih pagi. Jadi, jam berapa ia datang dri rumahnya?
“Jam berapa kamu dari rumah?”
“Jam enam non” sahut Atik kalem.
Gila, jam enam? Gue lagi enak-enaknya tidur, Chika meringis dalam hati.
Ada apa menyusul si mbok? Mau di ajak pulang ya?” Tanya Chika
“Ga non, saya Cuma mau bantuin mbok”
“Loh, kamu ga sekolah?”
“Sudah libur non. Saya baru kemarin dapat rapor”
“Kelas berapa kamu?”
“Kelas lima non. Maaf non, non dipanggil ibu”
Hampir lupa, dari tadi ia asyik ngobrol sama Atik.
“Oh, ntar saya turun. Kamu duluan saja” pinta Chika
Atik mengangguk. Dan berbalik hendak meninggalkan kamar Chika.
“Eh, Atik tunggu! “ Atik menghentikan langkahnya “lain kali ga usah panggil non ya, panggil kakak aja” pinta Chika.
Atik mengangguk sambil tersenyum malu.
000
Kemarin Karin dan Rina menelepon Chika. Mereka menanyakan rencana ulang tahun Chika tanggal empat belas nanti. Memang tinggal enam hari lagi. Tapi rasanya Chika tidak bersemangat lagi dengan rencana ulang tahunnya ini. Juga soal kamera yang jadi tuntutan utamanya pada papa. Ada yang menganjal fikirannya.
Sudah seminggu Atik dirumah. Serlama itu pula Chika mendapat hal-hal baru dari Atik yang tak pernah terfikirkan sebelumnya.
Atik kecil yang lugu begitu terampil mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan si mbok. Gadis kecil manis itu akrab dengan bumbu dan alat-alat dapur. Chika juga pernah melihat tangan kecil Atik sibuk menggosok-gosok sepeda Atik.
“Sayang kak kalau ga dibersihkan” sahutnya lugu saat Chika melarangnya.
Dan Chika jadi malu. Padahal, sepeda itu merupakan benda kesayangan Chika waktu SMP, tapi kini teronggok begitu saja di garasi rumah Chika seperti barang rongsokan.
Herannya lagi, Chika suka dengan kehadiran Atik disini. Secara tidak langsung, Atik mengajarinya segalanya. DAN ITU MEMBUAT Chika malu pada dirinya sendiri.
Bermula siang kemarin saat Chika dan Atik nonton TV berdua di ruang tengah. Saat itu salah satu channel TV sedang menayangkan iklan pizza. Chika melihat Atik tampak antusias memperhatikan iklan itu. Matanya tak sedikit pun berkedip. Lalu kemudian ia menatap Chika.
“Kak, pizza itu apa rasanya? Enak ya?” tanyanya dengan wajah polos.
Chika tersenyum. “ kamu ga pernah makan pizza ya?”
Atik menggeleng.
000
“Hah! Serius lo?” serbu Karin dan Rina meyakinkan.
“Memangnya gue kayak orang ga meyakinkan” jawab Chika santai
“Aduh Chika, lo tuh Aneh deh. Padahal lo sendiri yang heboh. Lagian inu tuh sweet seventeen lo” ucap Karin penuh keharanan
“Udah deh ga usah lebay gitu. Lagi pula ini kan pesta gue. Terserah gue dong mau ngadain pesta dimana. Dan gue mau ngerayain di toko pizza. Orang tua gue juga udah setuju. Sekarang, yang mau ikut, yang ga mau ya sudah” Chika menyambar tasnya dan bersiap meninggalkan sahabatnya itu.
“Eh, tunggu! Katanya mau ngebakso dulu” teriak Rina sebelum Chika meninggalkan kelas.
“Lain kali deh. Gue kepengen cepet-cepet sampe rumah” Chika balas teriak smbil menghentikan langkahnya.
Kemarin Chika membuat keputusan untuk merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas di toko pizza. Hal itu membuat papa dan mamanya terheran-heran. Bagaimana mungkin Chika yang manja mau merayakan ulang tahun specialnya di sebuah toko pizza. Sejak Atik menanyakan apa rasa pizza kepadanya, hatinya tergerak untuk merayakan ulang tahunnya di toko pizza sambil memberi surprise kecil kepada Atik.
Chika senyum-senyum sendiri membayangkan wajah Atik yang lugu menerima kejutan kecil dari Chika. Chika banyak belajar dari Atik, karena Atik, Chika lebih menghargai sesuatu apapun. Karena Atik, ia tidak lagi menjadi anak yang manja, sewajarnya Chika memberi kejutan kepada Atik.
Sekali lagi Chika membayangkan mata jerniah Atik yang bersinar hangat dan senyum lugunya yang menyapa ramah.
Terimakasih Tuhan, sudah mengrim Atik untukku, gumam Chika dalam hati.




MySpace