Ini eksperimen terbaru gw guys, yaitu buat cerber a.k.a cerita bersambung. Sesuai dengan janji gw kilo gw pengen buat cerber, sebenarnya buat cerber agak suliat dari buat cerpen, tapi ga ada salahnya di coba. Oke selamat membaca dan jangan lupa komen di twitter saya :D
CINTA
Cinta datang di siang itu
Saat terik matahari memayungi langkahmu
Cinta datang di hari itu
Saat bibirmu sulit untuk tersenyum
Cinta datang saat itu
Saat aku menatap matamu…….
Kayla mengeliat di atas tempat tidurnya, ia mengucek-ngucek matanya lalu menatap jam dinding yang menempel di kamarnya. Hari ini hari minggu, ia ada janji dengan Gio. Ditatapnya layar hp yang kini ada di genggamannya. Lagi, ga ada sms dari Gio untuk dirinya seperti biasa. Belakangan Gio berubah, mungkin pengaruh aktifitas kuliahnya yang lagi sibuk menggadakan test untuk beasiswa ke Prancis. Negara impian Gio, Gio selalu mimpi untuk kuliah disana dan hidup selama-lamanya di Negara cinta itu. Itulah Gio, selalu mengejar apa yang di inginkan. Termasuk saat ia mengejar cinta Kayla dulu. Perhatian Gio selalu lebih dari apa yang diinginkan Kayla. Tapi sekarang, Gio berubah. Ia tak seperhatian dulu, Kayla merasa kehilangan.
Kayla bergegas turun dari tempat tidur untuk mandi, satu jam lagi Gio menjemputnya. Empat puluh lima menit berlalu, Kayla sudah hampir siap, ia tinggal merapikan rambutnya yang masih lembab ketika handphonenya berbunyi.
“Halo sayang” sapa Kayla.
“Halo Kay, maaf kayaknya kita hari ini ga jadi jalan deh. Soalnya aku lagi ada kerjaan mendadak. Kamu ga apa-apa kan? Kamu bisa ajak sahabat kamu jalan, aku tau kamu………”
Kayla mematikan handphonenya, air mata Kayla menetes. Ini sudah keempat kalinya Gio membatalkan janjinya secara mendadak. Satu atau dua kali, Kayla bisa memakluminya. Tapi ini sudah kelewat batas. Semuanya berantakan, dan seperti biasa, moodnya langsung berantakan, dan ia ga akan keluar kamar seharian. Ia ga mau diganggu oleh siapapun termasuk keluarganya, dan seperti biasa juga handphone Kayla dalam keadaan mati. Satu jam, dua jam, oke rasanya cukup untuk Kayla menangis. Kayla termasuk cewe yang cengeng, air matanya gampang sekali keluar. Kadang membuat ia malu, maka dari itu Kayla sering menghujat dirinya sendiri. Ia ga mau dibilang cewe rapuh yang butuh topangan sana-sini.
Mata Kayla tertuju pada miniatur menara Eiffel yang terpajang di atas meja hiasnya. Paris, negara impian Gio. Ia ingat Mellanie sahabatnya, tiba-tiba ada rasa rindu merayapi tubuhnya kepada sahabatnya itu. Apa kabar ia?, bisik Kayla pada dirinya. Sudah satu bulan belakangan Mellani tidak menghubunginya, entahlah, mungkin Mellanie sibuk dengan kuliahnya, terakhir ia mengatakan akan ujian jadi ga bisa kasi kabar kepada Kayla. Kayla bisa memahami itu, ia juga sama seperti Mellanie jika ada ujian di kampusnya. Tapi rasanya ia butuh Mellanie sekarang.
000
“Kay… Kayla… Kay tunggu dulu”
Itu suara Gio, Kayla sangat hafal dengan suara itu.
“Kay, dengerin aku dulu” Gio berhasil mensejajari langkahnya dengan Kayla.
Kayla tetap berjalan menyusuri koridor kampus.
“Kay, aku minta maaf. Sayang, please dengerin aku”
Kayla berbelok masuk ke perpustakaan.
“Kay, dengerin aku” Gio menghadang langkah Kayla.
Bu Norin, pengawas perpus memperhatikan mereka.
“Kayla, Gio tolong selesaikan masalah kalian di luar” bentak bu Norin.
“Saya ada keperluan disini bu, sepertinya Gio yang ada masalah” jawab Kayla sambil menatap mata Gio.
Gio meninggalkan Kayla sendiri.
Kayla membaca buku di bawah pohon beringin yang rindang di halaman sekitar kampusnya.
“Aku tahu aku salah, tapi please maafin aku”
Kayla membalikkan tubuhnya menghadap Gio.
“Sejak kapan kamu ada disini?” Tanya Kayla sinis.
“Kamu benar-benar marah sama aku?”
“Pikir sendiri!!!” Kayla berdiri, bersiap meninggalkan Gio, tapi Gio berhasil menarik tangannya dan menariktubuhnya kepelukan Gio.
“Maafin aku Kay, aku tahu aku salah. Aku janji ga akan gitu lagi”
“Ga usah janji Gi kalau kamu ga bisa nepatin” air mata Kayla menetes.
“Kali ini aku ga akan kecewain kamu lagi, aku sayang kamu Kay”
Hati Kayla melunak, kemarahannya seketika sirna. Itulah Kayla, ia ga akan pernah bisa marah kepada Gio, yang dilakukannya hanya aksi diam dam marah dalam beberapa waktu. Dan ini juga kelemahannya.
Sedetik kemudian keduanya sudah baik-baik saja. Kayla sangat mencintai Gio, sudah dua tahun waktu yang dilaluinya dengan Gio. Handphone Kayla berbunyi, +33xxxxxxxx nomor yang tertera di layar handphonenya, dari Paris, bisik Kayla. Mellani.
“Hallo” Sapa Kayla.
“Bonjour Mesdames*"
“Mellanie, apa kabar lo?” Kayla terlihat surprise mendengar suara Mellani di sebrang sana.
“Hahaha je vais bein** Kayla, Cuma sebulan kemarin gue agak sibuk. Désolé, je ne donne pas les nouvelles de vous***”
“Eh bien, pas de problème**** haha” jawab Kayla.
“Lo bisa bahasa Prancis Kay?” Tanya mellanie terkejut.
“Kenapa, emangnya ga boleh? Kan belajar dari lo”
“Gue kira, bahasa Prancis yang lo bisa cuma je t'aime*****, haha”
“Sial lo, gue bisa lah walaupun Cuma sedikit”
“Bagus deh kalau begitu. Oh iya Kay, lusa gue pulang ke Indonesia” ujar Mellanie.
“Apa? Gila lo Mel baru kasi kabar sekarang. Gue nih teman lo”
“Désolé****** Kayla, tapi daripada gue ga ngabarin sama sekali? Mendingan sekarang kan?” Mellanie membela diri.
“Tapi ga mesti gini juga kali Mel, lo bisa kasi tau gue seminggu sebelumnya, jadi gue bisa jemput lo di bandara”
“Pas besoin*******, nanti kalau gue udah sampe Indonesia, gue kabarin lo. Oke?”
“Iya deh, gue tunggu kabar dari lo ya. Oh iya Mel, dapat salam dari Gio nih” Kayla mendelikkan matanya ke arah Gio, Gio tersenyum.
“Oh ya, salam balik ya. Gue kangen juga sama dia Kay. Gue pengen ngobrol sama dia, tapi lain kali aja deh, biaya telpon mahal. Hahaha, ya udah deh, gue mau istirahat dulu. Bye”
Tut..tut..tut… Sambungan terputus.
“Dari Mellanie Kay?” Tanya Gio
Kayla mengangguk.
“Gimana kabarnya?”
“Baik, besok dia pulang” ucap Kayla.
Ket :
*Halo ladies
**Baik-baik
***Maaf saya tidak memberikan kabar
****Ya, tidak masalah
*****Aku cinta kamu
******Maaf
*******Tidak perlu
000
“Gue kangen banget sama lo” Kayla memeluk Mellanie.
“Lo pikir gue ga? Gue juga kangen sama lo Kay”
“Lo betah banget ya disana”
“Siapa bilang, gue pengen kuliah disini aja Kay kalau bisa”
“Aneh lo ya, setiap orang pengen kuliah disana, nah lo malah pengennya kuliah disini. Si Gio tuh, pengen banget tinggal di Paris”
“Disana ga ada teman kayak lo Kay, gue sepi disana. Nyokap sama bokap gue sibuk kerja. Apa enaknya coba disana?”
Mellanie menetap disana sudah hampir lima tahun, sejak ia SMA. Ayahnya yang berkewarganegaraan Prancis menetap disana dan hanya sekali-sekali datang ke Indonesia,Mellanie adalah tetangga Kayla sekaligus sahabatnya, lima tahun yang lalu Mellanie dan ibunya resmi memutuskan untuk menetap disana dan pindah kewarganegaraan.
“So sweet..hihi, ya sudah Mel gue pulang dulu, ada janji sama Gio”
“Oke, hati-hati ya. Salam buat Gio”
Kayla tersenyum dan meninggalkan Mellanie sendiri dirumahnya.
Handphone Mellanie berbunyi,
“Hallo” sapa Mellanie.
“Aku kangen kamu Mel, aku kerumah kamu sekarang. Kayla sudah pulang kan?”
“Aku belum siap ketemu kamu, kamu…..”telepon terputus.
Mellanie menarik nafas panjang, ada yang salah dengan dirinya…..
Bersambung.....
Oke Guys sampe sini dulu ceritanya,, entah kapan bakal gw lanjutin lagi..hihi :p