Pages

Kamis, 26 Agustus 2010

Cerpen Cerpen Cerpen

Cerpen ke 8 karangan gue. Semoga suka ya :)

When Nena Meet Rio


“Pasangan lo ntar siapa Na?” Tanya Audrey yang daritadi mengutak-atik BBnya.
Nafas Nena tercekat, “ehm ada deh”.
“Pasti Bimo” Lika menimpali.
“Masa Bimo sih Na, yang bener aja. Ini tuh pesta ulang tahun sahabat lo. Seharusnya lo bawa orang yang special donk” Audrey setengah protes.
Lika mengangguk pertanda setuju.
“Eh, gue udah punya gebetan kok” Nena berbicara setengah berbisik.
“Apa?” Audrey dan Lika berteriak bersamaan.
“Kok lo ga bilang-bilang sih Na?” ucap Lika “Kenalin ke kita donk Na, ya ya?” pinta Lika.
“Ntar ya, katanya dia malu” Nena beralasan.
“Yah, kok gitu sih?” raut wajah Audrey berubah kecewa “dia sekolah dimana?” sambung Audrey.
“Kan surprise Drey” jawab Nena
“Tapi pasti lo bawa ke Pesta gue kan Na?” Tanya Lika.
Nena mengangguk, ga tau harus berkata apa atas kebohongannya.
“Aaaa gue beneran penasaran sama gebetan lo. Baru kali ini lo punya gebetan. Hahahaha” Audrey menertawakan Nena “Fotonya ga ada ya?”
Nena menggeleng, dia benar-benar ga berani berbicara.
“Ya udah supaya kita berdua ga penasaran sama gebetan lo, gimana kalo lo kasi tau namanya aja sama kita. Oke?” Lika memberi usul disusul dengan anggukan Audrey.
“Namanya….. namanya….” Nena menarik nafas, tubuhnya terasa panas dingin. Ini benar-benar kebohongan yang fatal buatnya, “namanya RIO!” Nena menghembuskan nafas lega.
“Oooo Rio, penasaran nih gue” ucap Audrey.
Nena hanya senyum-senyum sendiri. Otaknya terus berpikir siapa Rio? Dimana dia harus mencari Rio?. Tuhan, tolong gue, Nena membatin.


000


Nena masih duduk mematung, menatap kursor yang tanpa lelah berkedip di layar laptopnya. Hatinya penuh dengan kebingungan. Hari ini ia sengaja pulang belakangan, ia benar-benar ingin menenangkan diri. Nena benar-benar bingung harus berbuat apa. Ini semua gara-gara undangan pesta ulang tahun Lika, sahabatnya yang diadakan sabtu depan.
“Pokoknya harus bawa pasangan masing-masing ya, harus cowo ga boleh cewe” ucapan Lika sewaktu menyebarkan undangan ke seluruh teman SMA mereka masih terngiang-ngiang di otak dan telinga Nena.
Awalnya Nena biasa saja, mengingat masih ada Bimo, tetangga sekaligus sahabatnya yang bakal menemani dia ke pesta ulang tahun Lika. Tapi rencana itu berantakan, karena hari kamis Bimo berangkat mendaki gunung bromo selama satu minggu. Itu artinya rencana Nena gagal total mengajak Bimo sebagai pasangannya ke pesta ulang tahun Lika. Sebenarnya Nena punya mas Radit yang bisa diajak ke pesta ulang tahun Lika. Tapi Nena malu, ga mungkin donk dia ngajak abangnya ke pesta ulang tahun sahabatnya itu, apa kata teman-teman nanti? Ketauan banget ga punya pacar. Lagi pula mas Radit pasti mau jalan sama pacarnya setiap weekend. Atau aku ga usah datang aja? Pura-pura sakit mungkin? Pasti Lika memaklumi donk, pikir Nena. Huh, Nena menarik nafasnya dalam-dalam, berharap masalah ini segera berakhir.
Akhirnya, Nena mulai mengetik dan berusaha mengurai semua resahnya ke dalam tulisan.


Gue masih mikirin pasangan gue nih buat ke pesta ulang tahun Lika nanti. Mumpung masih lima hari lagi, jadi gue masih sempat cari temen buat diajak jadi pasangan gue. Tapi siapa????? Mana gue ngarang cerita lagi ke mereka. Bilang kalo gue ini punya gebetan yang bernama Rio, siapa Rio? Dimana gue harus cari cowo yang bernama Rio? Jangankan yang bener-bener bernama Rio, yang berpura-pura jadi Rio pun gue ga tau mesti cari dimana. Huaaa mampuslah gue :(. Nyesel gue selama ini ga punya pacar. Lagian gue nih kenapa sih susah banget pacaran. Seharusnya gue terima aja pas Ray nembak gue sebulan yang lalu. Kan gue punya pasangan yang bisa gue ajak kemana-mana termasuk ke pesta ulang tahun Lika. Nah sekarang Ray udah punya pacar. Lagi pula masa gue mesti nembak Ray balik. Aaaaa beneran ribet dan panjang nih urusannya. Seseorang tolonglah gue. Sebenarnya gue bisa aja ga usah datang ke pesta Lika dengan alasan pura-pura sakit. Tapi masa iya gue setega itu sama sahabat gue. Ya sudahah, satu-satunya alasan adalah gue ngomong jujur sama Lika dan Audrey. Tapi gimana kalo mereka marah sama gue. Ya Tuhan serba salah banget gue :(.


Sampai disitu, Nena berhenti menulis. Disimpannya file yang ditulisnya itu kedalam dokumen dan segera mematikan laptopnya. Ga kerasa dari tadi sudah satu jam sejak kegiatan belajar selesai ia sendirian disini. Nena buru-buru meninggalkan sekolahnya yang benar-benar sepi.
Sampai di gerbang sekolah hujan turun sore itu. Nena cepat-cepat berlari, menghindari guyuran hujan. Dia ga mau pulang sekolah dalam keadaan basah kuyup. Nena berlari-lari menuju halte di dekat sekolahnya untuk berteduh. BRRUUUUKKKKK!!!! Nena terjatuh tepat diatas tanah becek. Seseorang menabraknya, Nena meringis, roknya basah semua. Ia hampir menangis ketika melihat keadaan dirinya.
“Aaaahh mau hindarin guyuran hujan, eh nih malah masuk ke becek” Nena ngomel-ngomel sendiri.
“Maaf” ucap seseorang yang menabrak Nena sambil mengulurkan tangan kananya.
Nena mendongakkan kepalanya dan terpaku menatap wajah cowo yang menabraknya itu.
“Lo ga apa-apa?” Tanya cowo itu.
Nena mengangguk, ia belum bisa berkata-kata. OMG, cowo ini cakep banget, lebih cakep dari pacarnya Audrey dan Lika. Ray juga kalah, pikir Nena
“Hey, sini gue bantuin berdiri” ucap cowo itu membuyarkan lamunan Nena.
“Eh” Nena terkejut dan menyambut uluran tangan cowo itu “terimakasih” ucap Nena.
Cowo itu memayungi Nena dan tersenyum “lo ga apa-apa?” Tanya cowo itu lagi.
Nena menggeleng.
“Baguslah”
“Terimaksih ya” ucap Nena.
“Kok lo terimakasih sama gue? Kan gue yang salah. Gue minta maaf ya”
Nena mengangguk.
“Nama lo siapa?” Tanya cowo itu.
“Gue Nena” Nena tersenyum menjawab pertanyaan cowo itu “lo?” Nena balik bertanya.
“Gue RIO!” cowo itu mengulurkan tangan kanannya kearah Nena.
Pandangan Nena mendadak buram, dan dalam hitungan detik semuanya menjadi gelap.


000





MySpace

Senin, 23 Agustus 2010

Oh tidaaakkk...gue mulai suka Petra

Petra Sihombing
Mulai cerita sama kalian,,,hari ini gue tiba-tiba suka Petra Sihombing, itu loh penyanyi pendatang baru yang bawain single Cinta Takkan Kemana-mana. Tapi sayangnya gue ga berniat jadi PetraLovers, hiks maaf ya Petra :). Bukan apa-apa, gue awam banget tentang Petra dan Petra Lovers, gw cuma tau kalo Petra itu lahir tanggal 10 April 1992, gimana gw ga tau, tanggal lahirnya beda 4 hari sama gw, gw 14 April 1992, hahaha Petra kakak gw donk *ngarep, pacaran juga boleh Pet :p dan yang gue tau, Petra itu cakep banget..huhu meleleh kalo liat Petra, dan suara halusnya itu loh,,ehmmm greget gue *-*. Gw jg takut buat jadi PetraLovers. Kalian tau kan kalo gw ini VIDIES, gw akan selalu setia sama abang gw Vidi Aldiano. Tapi gue ga niat berkhianat kok sama kak Vidi, gw kan sayang banget sama dia, apalagi sama Vidies. Oh iya, gini nih ceritanya sampe gw suka sama Petra. Tadi, gue lagi tidur siang gitu, dari jam 10 pagi sampe jam 2 siang *apa itu disebut tidur siang? -_- hahaha biasalah bulan puasa jadi gampang ngantuk kalo pagi-pagi :) nah selama tidur itu, gw mimpiin Petra. Ceritanya gini, Petra tuh lagi manggung gitu di kota gw, trus pas selesai manggung gw mau foto gitu sama Petra, nah antriannya itu panjaaaaannggg banget -_- tapi syaratnya kalo mau foto sama Petra, harus bisa jawab pertanyaan yang dikasi sama Petra, yang bisa jawab, dia yang foto sama Petra. Dan parahnya, pertanyaan yang dikasi Petra bukan pertanyaan pengetahuan umum, tapi pertanyaan anak SMA, terang aja gw ga bisa, gw kan dulu SMA jurusan IPA :). Tapi karna Petra suka sama gw *suka aja bukan naksir, gw dapet giliran nomor dua, gw sampe dibantuin Petra buat jawab pertanyaan yg susah dari dia tentang limbah pabrik..udah kayak guru aja tuh petra,,ckckck... Dan asiknya nih, selama gw foto-foto sama Petra, orang-orang yang mau foto sama Petra tadi udah pada pergi dan tinggallah gw sendiri sama seorang petralovers,,,dan akhirnya gw foto-foto sama Petra...dan Petra pegang tangan gw loh :) hahaha...Dan setelah sadar, ternyata itu cuma mimpi :( gw sampe cemberut dan berharap itu bukan mimpi..huhu
Nah menurut kalian, apa gw harus jd PetraLovers??






MySpace

Kamis, 19 Agustus 2010

New Cerpen

Hello cerpen baru gw yang diminta sama kalian..so maaf ya kao ini jelek :)


DINDA
·      Dinda

        Namanya Rendy, Rendy Irawan Nugraha. Berkali-kali aku memperhatikannya sejak aku masuk ke sekolah ini. Tubuhnya yang tinggi, kulitnya yang putih, senyumnya yang ramah dan tatapan matanya yang teduh melengkapi kekagumanku padanya. Aku kagum? Ya, aku kagum padanya, mengagumi segala apapun yang dimilikinya. Rendy menekuni ekskul fotography, ga jarang cewe-cewe SMA-ku menawarkan diri mereka untuk jadi objek foto Rendy. Dan Rendy ga pernah menolak permintaan mereka. Entahlah, cowo yang kukagumi itu selalu bersikap lembut kepada siapapun. Bahkan aku selalu berfikir bahwa hatinya terbuat dari kapas atau sutra.
          Aku memperhatikannya di bawah pohon akasia yang teduh di samping kelasku hari itu. Ya, ditempat ini lah aku selalu memperhatikan Rendy. Sambil berpura-pura membaca atau berpura-pura menekuni macbookku, aku diam-diam memperhatikannya yang sering memotret objek disekitar sekolah atau saat ia nongkrong bersama teman-teman ekskulnya. Saat ia lengah, aku memperhatikannya, menatapnya dalam. Saat ia mulai menyadari aku menatapnya, aku langsung mengalihkan tatapanku dan berpura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Oh munafiknya aku pada diri sendiri. Aku terlalu malu bahkan takut mendekati Rendy. Siapa aku? Aku hanya seorang cewe pemalu yang ga mempunyai satu orang temanpun di sekolah ini. Orang-orang selalu memandang jijik terhadapku. Padahal penampilanku ga seburuk seperti orang kira. Penampilanku sama seperti remaja SMA pada umumnya, tapi sifatku yang pemalu dan cenderung takut membuatku ga punya teman satu pun kecuali keluargaku. Sejak kecil aku menderita Laliophobia atau pobhia berbicara, ditambah lagi aku mempunyai sifat pemalu.
          Kulihat Rendy tengah memotret seekor burung gereja kecil yang sedang bertengger di atas pohon akasia. Beberapa kali kulihat ia memutar lensa kameranya sebelum membidik burung berwarna coklat itu. Satu menit kemudian bel pertanda habisnya jam istirahat berbunyi. Aku buru-buru merapikan buku-bukuku dan membawanya kedalam pelukanku. Tapi tiba-tiba kakiku tersandung kaki kursi, dengan hitungan detik, aku sukses terjerembab saat itu juga.
          “Lo ga apa-apa?” Tanya seseorang yang membantuku berdiri.
Aku terdiam menatap wajah itu, wajah orang yang kukagumi. Itu Rendy, batinku. Buru-buru aku berdiri dan merapikan seragamku. Aku berlari saat itu juga.
          “Hey buku lo!” teriak Rendy.
Lariku semakin cepat dan ga memperhatikan Rendy lagi. Nafasku memburu. Aku ingin hari berhenti detik ini juga.

·      Rendy

        Dia selalu memperhatikan aku dari kejauhan, cewe berambut sebahu yang selalu dihiasi bando. Dia pikir, aku ga pernah menyadari tatapan malunya kepadaku. Dia salah, aku selalu menyadarinya. Namanya Dinda, dia teman satu angkatanku tapi kami berbeda kelas, setiap hari ia selalu duduk di bawah pohon akasia dan menekuni buku atau macbooknya. Aku ga tahu apakah dia benar-benar menekuni buku-bukunya atau hanya berpura-pura. Beberapa kali aku memergokinya sedang mencuri pandang kepadaku, berkali-kali juga ia mengalihkan pandangannya dariku jika aku menyadari pandangannya kepadaku.
          Siang itu, aku memperhatikan seekor burung gereja kecil yang sedang bertengger di atas pohon akasia yang banyak ditanam di pekarangan sekolahku. Saat aku sedang memutar-mutar lensa kameraku, satu menit kemudian bel pertanda masuk kelas berbunyi disusul dengan suara orang terjatuh. “BRUUUKKKK!!!!” suara itu terdengar cukup keras. Aku langsung mendekati cewe yang terjatuh itu. “Dinda” bisikku. Secepat kilat aku membantunya berdiri. Berharap mendengar suara cewe yang belum pernah kudengar suaranya itu. Ia belum menyadari aku yang membantunya berdiri jika aku ga bertanya tentang keadaanya.
          “Lo ga apa-apa?” tanyaku saat itu.
Ia terdiam, aku tersenyum saat itu juga. Sebentar lagi aku akan mendengar ia mengucapkan “terimakasih” kepadaku, Pikirku. Ternyata aku salah. Dinda pergi begitu melihat wajahku tanpa mengucapkan satu kata pun. Meskipun berkali-kali aku teriak, tapi dinda tetap berlari menjauhiku. Aku hanya mematung di tempatku berdiri dan menatap Dinda yang kian menjauh.

000

          Sejak hari itu, Dinda ga lagi memperhatikan aku. Apa dia membenciku?, aku membatin. Sekarang, aku yang berbalik memperhatikannya. Memperhatikan ia menekuni buku dan macbooknya di bawah akasia atau di perpustakaan sekolah. Sesekali ia kujadikan objek fotographyku. Perlahan-lahan aku mengumpulkan puluhan foto Dinda. Aku mengaguminya? Bukan, bukan hanya sekedar itu. Tapi aku mencintainya. Mencintai Dinda Ayu Azzahra.
Belakangan ku ketahui bahwa Dinda menderita Laliophobia. Yaitu phobia berbicara, belum kuketahui jelas apa penyebabnya, tapi aku prihatin dengan Dinda. Mungkin itu penyebabnya mengapa ia ga pernah punya teman dan orang-orang mencapnya kuper. Salahkah aku meminta Dinda jadi pacarku? Salahkah aku menyayanginya? Rasanya tidak. Baiklah, besok aku akan mengungkapkan perasaanku kepada Dinda. Dinda boleh menjawabnya hanya dengan anggukan kepala walaupun tanpa alasan.
Siang itu, sepulang sekolah. Aku menunggu Dinda di depan pintu kelasnya. Biasanya Dinda selalu pulang belakangan. Separah itukah phobia Dinda, pikirku. Aku benar-benar takut saat itu. Lebih takut saat aku dimarah oleh papa karena mengambil ekskul fotography. Dinda sedang memasuki buku-bukunya kedalam tas punggung berwarna biru itu. Aku memasuki ruang kelas yang sepi itu.
          “Hai” sapaku hati-hati.
Mata Dinda membulat, aku tahu, nafasnya pasti tercekat.
          “Aku ngagetin kamu?” tanyaku lagi. Tuhan, aku mulai ber aku-kamu dengan Dinda, fikirku. “Maaf, tapi aku pengen ngomong sesuatu sama kamu”
Dinda masih saja diam. Cewe ini rasanya lebih mirip dengan manekin daripada manusia.
          “Ini, buat kamu yang selalu memperhatikan aku” ucapku sambil memberikan satu tangkai bunga mawar berwarna merah kepadanya.
Bunga mawar itu tergantung di tanganku, sedikitpun Dinda ga menyentuhnya. Jika ia bisa berbicara, mungkin ia sudah teriak meminta diambil. Satu, dua, tiga, aku menghitung dalam hati. Dan bunga mawar itu diraih oleh dinda. Aku menghembuskan nafas lega.
          “Ini, buat permintaan maaf aku kemarin” satu tangkai bunga mawar lagi kuberikan kepada Dinda.
          “Ini, buat kamu yang selalu jadi objek fotographyku”
          “Ini, buat kamu yang bernama Dinda”
          “Ini, buat kamu yang aku kagumi” masing-masing satu tangkai bunga mawar kuberikan kepada Dinda.
          “Dan ini, lima bunga mawar yang mewakili kata CINTA” ucapku. “Aku menyukaimu Dinda” aku menarik nafas perlahan. “Maukah kamu jadi pacar aku?”
Dinda semakin mematung. Dia menundukkan kepalanya.
          “Kamu ga perlu jawab pertanyaan aku dengan suaramu. Kamu hanya perlu mengangguk atau menggeleng untuk menjawab semuanya” ucapku.
Dinda tersenyum, untuk pertama kalinya aku melihat senyum Dinda. Dinda cantik saat tersenyum, ga kalah cantik dengan Rere, sang model sekolah. Ia mengambil selembar kertas dari dalam tasnya dan menuliskan sebuah kalimat yang diberikan kepadaku.
“AKU AKAN MENJAWAB DENGAN SUARAKU, TUNGGU AKU JAM 4 SORE DI GERBANG SEKOLAH” itu kalimat yang ditullis Dinda untukku. Setelah memberikan itu, ia berlalu meninggalkanku sendiri diruang kelas.

000

          Jam empat sore di gerbang sekolah, aku menunggu Dinda. Aku menunggu Dinda dengan perasaan getir. Aku melirik jam tanganku. Jarum jam menunjukkan pukul lima sore, perasaanku berubah menjadi kesal. Apa Dinda mau mempermainkan aku saja?, tanyaku dalam hati. Aku benar-benar ga tau harus berbuat apa saat itu. Pikiranku kacau balau.
          Kuputuskan untuk menemui Dinda dirumahnya. Aku terlanjur mencintai Dinda. Aku ga akan mungkin terima jika Dinda hanya mempermainkan aku. Kuparkirkan motorku. Rumah Dinda tampak begitu ramai. Apa dirumah Dinda sedang diadakan pesta? Jadi dia ga bisa nemuin aku di gerbang sekolah?, pikirku. Dipagar rumah Dinda terpasang selembar bendera kuning, hal itu mengagetkanku. Astaga, ternyata keluarga Dinda ada yang meninggal, pikirku lagi. Kulihat orang lalu lalang memasuki rumah Dinda. Ku cegat salah satu diantara mereka.
          “Maaf bu, yang meninggal siapa ya?” tanyaku.
          “Oh, mas temannya Dinda ya?” ibu itu balik bertanya.
          “Iya, kenapa Dinda bu?” tanyaku lagi.
          “Dinda meninggal tadi sore jam empat ketabrak mobil di dekat sekolahnya”.
Aku tercekat. Tanpa basa basi aku langsung masuk kedalam rumah Dinda dan mendapati tubuhnya terselimut kain batik dan wajahnya tertutup selendang putih tersenyum manis dalam kedamaian. Aku mengidari pandanganku, kudapati sepuluh tangkai bunga mawar segar didalam sebuah vas kristal terpajang indah diatas meja ruang tamu Dinda.
          Selamat jaan Dinda, selamat jalan suara yang tak pernah aku dengar tapi sangat ku kenal.



MySpace

Kamis, 12 Agustus 2010

Ramadhan (Puasa)


Dated August 11 last month started .. Alhamdulillah Ramdhan O God still met Ramadan this year. Bismillah, may this year blessed Ramadan for all of us .. Amen:)
Sayaanngg banget, ga go this year on the first day of fasting. Regular, chick .. hehe
But hopefully next year and beyond fasting bandwagon. Amen
Guys, anyone anywhere, know ga know. Gue, spiritual and physical apologize if ya ever make you hurt. Deh any mistakes, either intentionally ato ga .. Happy Ramdhan guys, hopefully we are given a blessing by Allah SWT .. Amen

CONGRATULATIONS to practice fasting, may our worship CHARITY AND RECEIVED BY GOD Almighty,, AMEN


MySpace

Selasa, 03 Agustus 2010

ALAY

Dua hari belakangan ini gw lg BT banget sama orang ALAY,,awalnya gw biasa aja sama anak alay, meskipun gw sedikit perhatiin mereka dan ga suka juga. Awalnya buat gw biasa aja karena mereka ga ganggu gw, nah kemaren, ada anak alay yang komen status FB gw. Gini nih isinya :


  • Anak Alay (A) : Was tO da yG k GeEr'n,,, dipanggiL cyNk,, sapa tO..?? Hehe,,.
  • Gw : hehe maaf gw ga ngerti sm tulisan lo -____-
  • A : Ekh,,, teLmi c'tEteh maH,.Ekh,,,
  • Gw : hadehh..ya allah,,tulisan lo tuh jenis tulisan anak alay
  • A :  Idih,,, eNak ajE tO ngOmong,!! GauL dUnk teh, 2010 masiH mOnotOn,?? Ga laKu,,, mOdiVikasi aTugh...
  • Gw : haha sok baca atuh note gw,,ttg ciri" anak alay..anak alay mah ga ada tmen.a di twitter..hahaha
  • A : YaeLah,,, tO maH c'teTeh meUren,!! Da c'aQ maH bnyaK tmEn da, sOry bUkan sOmbong,.
  • Gw : Astagaaaa ALAY lo tingkat dewa..haha mkin ga ngerti gw sm tulisan lo..ALAY BANGET LO
  • A : Ah,,, alay paLe Lu pee-yang..!!
  • Gw : Perhatiin wey..kpla gw ga peang,,kpla lo kali yg peang..hahaha (Mulai timbul perkelahian nih)
  • A : Itu menurut lu, tp menurut gua beda.
    Lu peang, peang aja. Rese...
  • Gw : yeee sewot aja lo,nyantai aja dong ngomong.a,nafas dikit bs kali,,cwo tp mulut kaya cwe..diihh NAJIS
  • A :  Gua yg najis ma lo,,
  • Gw : helloo,,lo ga suka sm gw?ya remove aja gw dr FL lo,ga untung jg gw temenan sama lo NYET
  • A : Oke, siapa takut,! Gua kira lu cewe bener, parah lu jd cewe,.
  • Gw : bukan urusan lo TAI,lo pikir lo bener..BENCONG LO
Sumpah deh, gw bener-bener ga niat cari ribut sama tuh orang, gw cuma bilang yg sebenernya dan berharap dia berubah. Apalagi dia itu COWOK. Ini yg jadi alasan kenapa gw males buka FB dan gw lebih BLAK-BLAKAN di FB bahkan cenderung KASAR. Semua udah gw tempatkan di tempatnya. Contoh nih, di TWITTER, gw jarang banget kasar bahkan hampir ga pernah, karena apa? karena gw ngerasa banyak anak yg umurnya di bawah gw dan gw ga pantes ngomong kasar, tapi di twitter malah sebaliknya -_-. Di FB gw kasar, karena di FB gw ditempatkan sebagai adik ataupun kakak, jadi ga akan ada yang perhatiin gw meskipun banyak orang yg kenal gw ataupun gw kenal. Kalo di BLOG gw lebih terbuka, karena disinilah tempatnya gw berbicara semau gw.
Well, lanjut alay tadi guys. Kalian tau? ga ada orang yang ga pernah alay. Gw juga pernah alay kok. Tapi gw cepat menyadari kesalahan gw. Dan demi Tuhan yang ga pernah tidur, ALAY itu merusak bahasa Indonesia yang sudah sempurna ini. Gara-gara anak Alay gw dapet musuh. Baiklah guys, lebih lengkap tentang Alay, silakan klik ini
Belajarlah untuk jadi orang yang baik dan lebih baik lagi :)










MySpace

Senin, 02 Agustus 2010

Vacantion on Pagaralam

Gunung Jempol Lahat
Air Terjun Lematang Indah Pagaralam
Kemarin aku dan keluarga ke Pagaralam, dalam rangka menghadiri pesta pernikahan keluargaku yg ada di Pagaralam sekalian jalan-jalan juga disana walaupun cuma sehari. Kalian tau? Pagaralam itu kota yg unik, lebih unik dari kotaku, Prabumulih.Perjalanan dari Prabumulih kesana memakan waktu 6 jam, melewati bukit dan tebing-tebing tinggi, tapi ga terjal. Dan ada banyak tikungan yang tajam dan rawan terjadi kecelakaan serta disisi kiri terdapat jurang yang dalam dan disisi kanan terdapat bukit tinggi yang rawan longsor. Sebelum ke Pagaralam, kami melewati kabupaten Lahat, dan terdapat GUNUNG JEMPOL disana beserta bukit-bukit besar disekelilingnya. Nah, bukit ini lah yang aku dan keluargaku lewati. Alhamdulillah perjalanan kesana tidak terjadi apa-apa atau aman-aman saja. 45 menit sebelum memasuki perumahan penduduk, terdapat objek wisata yang sangat menarik di sana, yaitu AIR TERJUN LEMATANG INDAH.
Gunung Dempo
Sampe di Air Terjun Lematang Indah, udara berubah menjadi sejuk, dan kita melewati tikungan INDIKAT, yaitu tikungan liku sembilan..wow sebenernya tikungan ini buat tegang dan seru. Lalu kita disuguhkan dengan pemandangan alam yang lebih menarik, yaitu GUNUNG DEMPO. Yang lebih menarik lagi nih, kita nginap di Villa GUNUNG GARE yang dikelilingi oleh kebun teh. Kebun teh terhambar di kaki gunung ini, ini lah yang membuat udara di Pagaralam jadi sejuk. Apalagi disana banyak tanaman sayuran dan kopi, pohon-pohon besar juga sering terlihat di Pagaralam. Sebagian penduduk disana juga memelihara ikan.
Di belakang Villa


disamping Villa
Disamping Villa
Dibelakang Villa
Dibelakang Villa
Iini nih yang unik dari kota Pagaralam, hampir 80% penduduk disana menanam bunga kecubung di halaman rumah mereka, jadi jangan kaget kalau kalian kesana melihat bunga ini ada di mana-mana. Umumnya, bunga kecubung, bunganya menghadap ke atas, tapi disini beda, bunga kecubung disini bunganya menghadap ke bawah.
Bunga Kecubung

Air disana dingiiinn banget, mau ngerasain mandi pake air di Pagaralam? Coba mandi pake air di kulkas yang udah kalian simpan sehari semalam di kulkas. Ya begitulah rasa dingin air di Pagaralam. Pagaralam juga kaya Air loh, walaupun musim kemarau, mereka ga akan pernah kehabisan air. Bahkan nih, dirumah penduduk, ada beberapa yang punya air terjun sendiri, maksudnya, air yang ngalir di pekarang rumah mereka yang menyerupai air terjun. Oh ya, asal kalian tahu, pada tahun 2006 kota Pagaralam dulu dijadikan tempat buat lomba MTQ tingkat nasional. Siapa yang ikut pasti tahu Kota Pagaralam. Dan buat yang suka mendaki atau buat club pencinta alam, aku rekomendasiin pagaralam dan Gunung Dempo nih buat lokasi pendakian kalian. Mendaki Gunung Dempo memakan waktu 3,5 jam, itu kalau ga hujan. Oh iya, Gunung Dempo salah satu gunung aktif loh di Indonesia. Well itu dia cerita singkat aku tentang kota Pagaralam. Jadi pengen kesana lagi. Dan pastinya kalian juga harus kesana :)


MySpace