Hallo,,finally cerpen baru gw ada juga haha..seneng deh akhirnya gue berhasil buat cerpen lagi. Cerpen ini awalnya gue buat di hp gue, habisnya laptop gue chargerannya rusak, jadi buatnya di hp dan ngetinya pinjem laptop temen huaaa menderitanya hidup gue :(
Udah ah males nunggu lama-lama..mari baca sekarang.. dan jangan lupa buat komen, di twitter gw jg boleh komenya di @ADIKAPRA ya teman-teman.. enjoy now :)
DREAMS
Aku menunggunya sore itu, dibawah pohon Akasia dan dipayungi langit sore. Aku duduk di ayunan kayu yang tampak rapuh dimakan waktu, dahan pohon Akasia itu mampu menahan tubuh siapapun untuk duduk diayunan itu. Rambutku melayang-layang dibelai angin sore. Dress abu-abuku sesekali melayang ditiup angin. Indahnya sore ini.
Aku mengayun ayunan itu dengan kakiku. Bermain-main layaknya anak kecil. Sambil menyenandungkan sebuah lagu masa kecilku, aku terus berayun. Aku memejamkan mata, menikmati setiap detik yang aku rasakan sore itu. Ayunanku tiba-tiba terhenti, rasanya ada yang menghentikannya. Aku membuka mataku, kosong!! Dihadapanku tak ada satupun orang. Lalu aku melihat kebelakang. Mata jernih itu menyapaku, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman manis. Lalu ia memutar ayunanku menghadapnya dan berlutut dihadapanku sambil tetap memegang tali ayunanku.
“Maaf membuatmu menunggu” ujarnya.
Aku tersenyum, “berapa lama aku menunggumu?” tanyaku.
Ia tersenyum, “sejak kapan kau duduk di ayunan ini menungguku?” ia balik bertanya kepadaku.
Aku berpikir sejenak, “mungkin setengah jam yang lalu atau mungkin lebih”.
Ia tertawa, “selama itu kah? Maafkan aku sudah membuatmu menunggu terlalu lama” ujarnya tulus.
Aku pura-pura kecewa.
“Ayolah, jangan pasang wajah kecewa” ujarnya.
“Nyanyikan sebuah lagu untukku, maka aku akan tersenyum selama kau ada disini” pintaku.
“Aku tidak bisa bernyanyi!” ia bersungguh-sungguh.
“Untukku pun?” tanyaku.
Ia terdiam, “baiklah” ia menyerah.
Lalu ia menarik nafas dan mulai bernyanyi.
“I can't smile without you
I can't smile without you
I can't laugh and I can't sing
I'm finding it hard to do anything
you see I feel sad when your sad
I feel glad when you're glad
if you only knew what I'm going through
I just can't smile".
Aku tersenyum lalu bertepuk tangan. Ia tertawa memamerkan gigi putihnya.
Lalu kami berdua duduk bersama dibawah pohon akasia. Beberapa daun yang berwarna coklat berguguran. Semburat jingga di cakrawala membuat sore itu terlihat sempurna. Ia menggenggam tanganku. Kami tidak saling berkata-kata. Hanya tangan kami yang saling bertautan. Setetes air jatuh dari keningku. Ia menatapku, lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sapu tangan berwarna biru beraksen garis-garis putih, ia lalu menyeka keringatku.
“Kau kepanasan?” tanyanya, “atau kau haus?”
Aku hanya diam menatapnya.
“Tunggu disini, aku akan segera kembali” ujarnya lalu meninggalkan aku sebelum aku sempat berbicara.
Tiba-tiba sebuah hentakan keras memekakkan telingaku.
“Jingga bangun!!!” suara berat membentakku.
Aku menganggkan kepalaku yang tadi kubaringkan diatas meja. Aku menatap keselilingku, bangku, meja, papan tulis, teman-temanku dan pak Harto guru kimiaku.
“Kamu tertidur lagi di jam pelajaran saya”
Aku terdiam, masih dalam keadaan bingung. Kuraba keningku, basah!. Matahari bersinar terik diluar, hawa panasnya menembus ke ruang kelasku.
“Silahkan keluar dari kelas saya dan cuci mukamu” perintah pak Harto padaku.
Aku menurutinya dan keluar dari kelasnya.
Sepanjang perjalanan menuju toilet sekolah, aku terus menunduk. Aku terus-terusan berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi. Diluar kesadaranku, aku menabrak seseorang. Sesuatu terjatuh tepat didepan sepatuku. Selembar sapu tangan berwarna biru beraksen garis-garis putih. Aku memungutnya dan memanggil orang yang menabrakku tadi. Mungkin saja sapu tangan ini miliknya, pikirku.
“Hey, tunggu!!” aku berteriak memanggilnya.
Ia terus saja berjalan. Aku lalu mengejarnya dan berhasil menarik tasnya. Aku membungkuk mengatur nafasku yangmemburu dan ia menungguku. Lalu kuangkat wajahku menatapnya. Aku terkesiap. Matanya yang jernih menyapaku dan ia tersenyum, manis sekali. Aku terpaku. Ia melihat tanganku memegang sesuatu.
“Terimakasih, ini memang punyaku” ujarnya sambil mengambil sapu tangan biru itu dari tanganku.
Kemudian ia meninggalkan aku. Sebelum sosoknya hilang dibelokan koridor sekolah, ia berbalik menghadapku dan tersenyum sekali lagi kepadaku.
Aku mematung ditempat. Lelaki itu nyata atau mimpikah aku??
Oke guys segitulah cerpennya,, jangan bosan baca cerpen gue dan jangan lupa tinggalin komen..gue sayang kalian mmuuaaaahhh