Pages

Sabtu, 22 Januari 2011

Be Vegetarian

Seminggu yang lalu gue mutusin buat jadi seorang Vegetarian. Berat sih emang, tapi gue udah niat banget. Hal ini udah gue pikirin setaun yang lalu, tapi taun kemarin gue belum siap buat jadi vegetarian, mungkin karna gue masih labil kali ya. Dan sekarang gue udah benar-benar siap. Alasan utamanya sih buat lingkungan dan yang kedua buat kesehatan, gue bukan ikut-ikutan siapapun ya, tapi ini beneran niatan gue buat jadi vegetarian. Dan yah Alhamdulillah bisa seminggu ini, padahal godaannya banyak banget loh, tapi kalau udah niat mah semuanya jadi biasa aja. Gue seneng :)
Tapi gue belum cerita hal ini ke nyokap gue selain saudara kembar gue, dan seperti yang gue kira, reaksinya pasti gini : "Ga usah sok-sok'an deh jadi orang" tapi terserahlah orang mau ngomong apa. Ini udah niat gue.
Tapi gue itu ga bener-bener Vegan (Tidak mengkonsumsi semua daging binatang baik itu daging merah, daging unggas atau daging ikan dan seafood . Vegan juga tidak mengkonsumsi produk olahan dari binatang sepeti telur, susu, atau keju) tapi gue itu Pesca Vegan (Tidak mengkonsumsi daging merah atau daging unggas dan seafood tetapi diperbolehkan tetap mengkonsumsi telur, susu dan daging ikan) alasannya gue ga boleh bener-bener ninggalin daging karena bisa menyebabkan osteoporosis, dan gue ga mungkin donk ngehindarin susu dan keju atau olahan sejenis itu. Dan yang paling berat, sangat berat adalah gue harus ninggalin makanan favorit gue, yaitu BAKSO dan SATE :( tapi gapapalah, kan semuanya butuh proses. Untungnya nih gue ga suka seafood yeaahh. Teman-teman do'akan gue ya agar sukses jadi seorang Pesca Vegan atau bahkan Vegan sekalian.. Amin :)


Goodbye semua yang dibawah ini :(


Sate

Mie Ayam
Rendang

Nugget (padahal makanan khas pas kumpul bareng genk nih)

Pindang daging

Bebek Goreng
Ayam Bakar

ayam goreng

Bakso

Steak
Dan makanan yang lainnya :(


MySpace

Sabtu, 15 Januari 2011

DiReTweet lagi oleh VIDI ALDIANO


Gue di RT lagi sama Vidi Aldiano dan ini yang ke-9 kalinya..menyenangkan sekali :)


MySpace

Minggu, 02 Januari 2011

New Cerpen

Hallo,,finally cerpen baru gw ada juga haha..seneng deh akhirnya gue berhasil buat cerpen lagi. Cerpen ini awalnya gue buat di hp gue, habisnya laptop gue chargerannya rusak, jadi buatnya di hp dan ngetinya pinjem laptop temen huaaa menderitanya hidup gue :(
Udah ah males nunggu lama-lama..mari baca sekarang.. dan jangan lupa buat komen, di twitter gw jg boleh komenya di @ADIKAPRA ya teman-teman.. enjoy now :)




DREAMS

Aku menunggunya sore itu, dibawah pohon Akasia dan dipayungi langit sore. Aku duduk di ayunan kayu yang tampak rapuh dimakan waktu, dahan pohon Akasia itu mampu menahan tubuh siapapun untuk duduk diayunan itu. Rambutku melayang-layang dibelai angin sore. Dress abu-abuku sesekali melayang ditiup angin. Indahnya sore ini.
            Aku mengayun ayunan itu dengan kakiku. Bermain-main layaknya anak kecil. Sambil menyenandungkan sebuah lagu masa kecilku, aku terus berayun. Aku memejamkan mata, menikmati setiap detik yang aku rasakan sore itu. Ayunanku tiba-tiba terhenti, rasanya ada yang menghentikannya. Aku membuka mataku, kosong!! Dihadapanku tak ada satupun orang. Lalu aku melihat kebelakang. Mata jernih itu menyapaku, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman manis. Lalu ia memutar ayunanku menghadapnya dan berlutut dihadapanku sambil tetap memegang tali ayunanku.
            “Maaf membuatmu menunggu” ujarnya.
Aku tersenyum, “berapa lama aku menunggumu?” tanyaku.
Ia tersenyum, “sejak kapan kau duduk di ayunan ini menungguku?” ia balik bertanya kepadaku.
Aku berpikir sejenak, “mungkin setengah jam yang lalu atau mungkin lebih”.
Ia tertawa, “selama itu kah? Maafkan aku sudah membuatmu menunggu terlalu lama” ujarnya tulus.
Aku pura-pura kecewa.
            “Ayolah, jangan pasang wajah kecewa” ujarnya.
            “Nyanyikan sebuah lagu untukku, maka aku akan tersenyum selama kau ada disini” pintaku.
            “Aku tidak bisa bernyanyi!” ia bersungguh-sungguh.
            “Untukku pun?” tanyaku.
Ia terdiam, “baiklah” ia menyerah.
Lalu ia menarik nafas dan mulai bernyanyi.
            “I can't smile without you 
I can't smile without you
I can't laugh and I can't sing
I'm finding it hard to do anything
you see I feel sad when your sad
I feel glad when you're glad
if you only knew what I'm going through
I just can't smile".

Aku tersenyum lalu bertepuk tangan. Ia tertawa memamerkan gigi putihnya.
            Lalu kami berdua duduk bersama dibawah pohon akasia. Beberapa daun yang berwarna coklat berguguran. Semburat jingga di cakrawala membuat sore itu terlihat sempurna. Ia menggenggam tanganku. Kami tidak saling berkata-kata. Hanya tangan kami yang saling bertautan. Setetes air jatuh dari keningku. Ia menatapku, lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan sapu tangan berwarna biru beraksen garis-garis putih, ia lalu menyeka keringatku.
            “Kau kepanasan?” tanyanya, “atau kau haus?”
Aku hanya diam menatapnya.
            “Tunggu disini, aku akan segera kembali” ujarnya lalu meninggalkan aku sebelum aku sempat berbicara.
            Tiba-tiba sebuah hentakan keras memekakkan telingaku.
            “Jingga bangun!!!” suara berat membentakku.
Aku menganggkan kepalaku yang tadi kubaringkan diatas meja. Aku menatap keselilingku, bangku, meja, papan tulis, teman-temanku dan pak Harto guru kimiaku.
            “Kamu tertidur lagi di jam pelajaran saya”
Aku terdiam, masih dalam keadaan bingung. Kuraba keningku, basah!. Matahari bersinar terik diluar, hawa panasnya menembus ke ruang kelasku.
            “Silahkan keluar dari kelas saya dan cuci mukamu” perintah pak Harto padaku.
Aku menurutinya dan keluar dari kelasnya.
            Sepanjang perjalanan menuju toilet sekolah, aku terus menunduk. Aku terus-terusan berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi. Diluar kesadaranku, aku menabrak seseorang. Sesuatu terjatuh tepat didepan sepatuku. Selembar sapu tangan berwarna biru beraksen garis-garis putih. Aku memungutnya dan memanggil orang yang menabrakku tadi. Mungkin saja sapu tangan ini miliknya, pikirku.
            “Hey, tunggu!!” aku berteriak memanggilnya.
Ia terus saja berjalan. Aku lalu mengejarnya dan berhasil menarik tasnya. Aku membungkuk mengatur nafasku yangmemburu dan ia menungguku. Lalu kuangkat wajahku menatapnya. Aku terkesiap. Matanya yang jernih menyapaku dan ia tersenyum, manis sekali. Aku terpaku. Ia melihat tanganku memegang sesuatu.
            “Terimakasih, ini memang punyaku” ujarnya sambil mengambil sapu tangan biru itu dari tanganku.
Kemudian ia meninggalkan aku. Sebelum sosoknya hilang dibelokan koridor sekolah, ia berbalik menghadapku dan tersenyum sekali lagi kepadaku.
Aku mematung ditempat. Lelaki itu nyata atau mimpikah aku??

Oke guys segitulah cerpennya,, jangan bosan baca cerpen gue dan jangan lupa tinggalin komen..gue sayang kalian mmuuaaaahhh


MySpace