Beberapa minggu sebelum aku membuat cerpen itu, aku sempat diem-dieman sama eka gara-gara eka ga bales sms aku. Aku sebel, apalagi eka terlalu dekat dengan pacaranya sampe aku dilupain. Aku paling ga mau jadi orang nomor dua dihati eka. Aku cemburu. Buat aku, eka adalah jantung, hati, jiwa, ruh, nadi, nafas bahkan hidup aku. Waktu SMP kelas dua, aku pernah menggemparkan satu sekolah gara-gara berkelahi dengan sahabat eka yang juga sahabat aku sekaligus sepupu kita gara-gara dia terlalu dekat dengan eka dan aku dilupain oleh eka. Selama diem-dieman itu aku berfikir, ga mungkin aku lama-lama kayak gini. Aku membayangkan sepasang anak kembar yang diem-dieman bertahun-tahun lalu baikan dalam hujan-hujan mungil. Akhirnya jadilah cerpen aku dengan judul "Hujan-hujan Mungil" tapi versi aku banget. Bukan versi cerpen yang aku baca. Saat buat cerpen itu, aku senyum-senyum sendiri, pas endingnya aku malah nangis, aku ngebayangin seandainya aku jadi Della atau Delia yang memendam rindu terhadapa kembaran kita. Dan setelah aku post di blog. Temen-temen aku yang baca memberi respon yang positif.. Aku puas dan aku semakin mencintai "Hujan-hujan Mungil"
With Love

Tidak ada komentar:
Posting Komentar